Berandasehat.id – Pernah mendapati urin berbusa saat berkemih, apakah ini perlu dicemaskan? Urin berbusa menggambarkan busa yang muncul di atas urin dan sering kali disalahartikan dengan urin bergelembung.

Adalah normal jika gelembung muncul di urin, terutama jika buang air kecil dengan cepat dan  banyak tekanan. Gelembung ini biasanya menghilang setelah aktivitas berkemih selesai.

Gelembung urin berbeda dengan urin berbusa. Pada kasus terakhir biasanya urin mengandung protein, yang dapat menjadi tanda potensi komplikasi ginjal. Ini juga bisa menjadi gejala umum dehidrasi atau setelah berolahraga.

Urin berbusa memiliki tekstur yang lebih kental dan putih yang dapat tampak berbusa, seperti susu kukus di atas minuman panas.

Protein dalam urin menyebabkan air seni berbusa dan muncul karena masalah pada ginjal. Protein-protein ini memudahkan pembentukan gelembung dalam urin, mirip dengan bagaimana sabun membantu pembentukan busa dengan air.

Berbeda dengan gelembung, urin berbusa tidak menghilang dengan cepat dan dapat berlangsung selama beberapa menit. Biasanya tidak ada rasa sakit kecuali orang yang bersangkutan mengalami infeksi saluran kemih (ISK).

Namun protein dalam urin tidak selalu menjadi penyebab kekhawatiran. Terkadang protein hadir karena aktivitas berat, demam, atau penyakit lainnya.

Mengapa urin bisa berbusa?

Ginjal membantu menghemat zat-zat yang dibutuhkan tubuh dan melepaskan zat-zat yang tidak dibutuhkan. Misalnya, ginjal membantu menghemat air selama dehidrasi, menurut laman Health.

Ilustrasi urin berbusa

Saat dehidrasi, urin menjadi lebih gelap. Ginjal menyerap kembali air sebanyak mungkin sebelum air tersebut keluar dari tubuh sebagai urin.

Ginjal juga membantu menghemat protein dalam darah. Protein seperti albumin tidak dapat melewati sistem filtrasi ginjal yang sehat.

Urin berbusa terjadi ketika protein menyelinap melewati ginjal dan berakhir di urin. Istilah klinis untuk keberadaan protein dalam urin adalah proteinuria atau, dalam beberapa kasus, albuminuria.

Urin berbusa tidak selalu menjadi penyebab kekhawatiran langsung. Namun, urin berbusa bisa menjadi gejala masalah kesehatan, yang harus didiskusikan dengan dokter.

Urin berbusa yang disebabkan oleh demam, infeksi, dehidrasi, atau olahraga kemungkinan akan hilang seiring pemulihan tubuh dari stres jangka pendek.

Penyebab urin berbusa

Beberapa kemungkinan penyebab protein dalam urin antara lain:

* Neuropati diabetik

Diabetes yang tidak terkontrol dapat merusak sistem filtrasi ginjal dan pembuluh darah, menyebabkan protein melewati ginjal dan terdapat dalam urin.

* Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi dapat memengaruhi fungsi sistem filtrasi ginjal, merusak pembuluh darah, dan memengaruhi keseimbangan cairan. Protein dalam urin wanita hamil mungkin merupakan tanda preeklampsia, tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan.

* Lupus

Penyakit autoimun ini dapat menyerang organ-organ dalam tubuh, seperti ginjal. Ketika ini terjadi, ginjal mungkin tidak berfungsi dengan baik, yang menyebabkan protein dalam urin.

* Dehidrasi

Ginjal bekerja lebih keras untuk menghemat air agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, sehingga menghasilkan protein dalam urin. Proteinuria akibat dehidrasi biasanya tidak berbahaya.

* Olahraga berat

Saat berolahraga, ginjal dapat mengalami stres jangka pendek, sehingga menghasilkan protein dalam urin. Proteinuria akibat olahraga biasanya tidak berbahaya.

* Infeksi saluran kemih (ISK)

Hingga 80% individu dengan ISK mungkin memiliki protein dalam urin mereka. Setelah ISK sembuh, ini biasanya akan hilang.

* Demam dan penyakit akut

Saat tubuh sakit, fungsi ginjal dapat terpengaruh, dan protein mungkin terdapat dalam urin. Proteinuria yang disebabkan oleh penyakit akut biasanya bukan penyebab kekhawatiran.

* Obat-obatan

Beberapa obat, seperti antiradang nonsteroid (NSAID), dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyerap kembali protein yang melewati sistem filtrasi.

Gejala yang perlu diwaspadai

Apabila ada gejala lain bersamaan dengan urin berbusa, itu mungkin merupakan tanda bahwa ginjal tidak berfungsi dengan baik.

Gejala-gejala ini meliputi sering dan/atau nyeri saat buang air kecil, pembengkakan pada kaki, tangan, atau persendian, ruam kulit, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, dan tekanan darah sangat tinggi.

Pengobatan umum urin berbusa

* Minum lebih banyak cairan

Saat sakit atau setelah berolahraga dalam waktu lama, tubuh dapat mengalami dehidrasi. Minumlah banyak air untuk tetap terhidrasi dan mengatasi urine berbusa.

* Atasi penyebab yang mendasarinya

Jika urin berbusa disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti diabetes yang tidak terkontrol atau tekanan darah tinggi, konsultasikan dengan dokter untuk mengelola kondisi kronis ini dengan lebih baik.

Jika dokter yakin obat-obatan seperti NSAID mungkin menjadi penyebabnya, mereka mungkin merekomendasikan untuk tidak menggunakan obat tersebut atau mencari alternatif lain.

Pencegahan urin berbusa bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk mencegah urin berbusa akibat kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, menjaga gaya hidup sehat dan aktif dapat bermanfaat. (BS)