Berandasehat.id – Para ilmuwan baru-baru ini menemukan varian virus corona baru, yang diklaim sebagai gabungan Omicron dan Delta. Varian baru yang dijuluki Deltacron, menggabungkan protein spike varian Omicron dengan ‘tubuh’ varian Delta, menurut sebuah studi baru yang diunggah di medRxiv, baru-baru ini.
Mengingat hal itu, berikut adalah rincian singkat gejala varian Delta dan Omicron yang harus diperhatikan saat varian baru itu muncul.

Gejala Infeksi Varian Delta
Varian Delta mulai menyebar ke seluruh Amerika Serikat pada akhir musim panas dan awal musim gugur 2021. Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) pada saat itu merilis daftar delapan gejala varian Delta yang harus diperhatikan: Demam dan menggigil, sakit tenggorokan atau batuk, tidak berenergi dan kelelahan, sakit kepala, mual, hilangnya indera penciuman, kemampuan mengecap hilang, serta gejala seperti flu biasa.
Gejala Infeksi Varian Omicron
Setelah kasus varian Delta mereda, normalitas tampak tepat di depan mata. Namun pada akhir pekan Thanksgiving tahun 2021, para ilmuwan mengumumkan kemunculan varian Omicron, yang mulai menyebar di Afrika dan seluruh Eropa sebelum menyebar ke Amerika Serikat. Pada Januari 2022, gejala telah banyak dilaporkan terkait dengan mutasi virus corona.
Business Insider menggunakan data dari Zoe COVID Symptom Study untuk mengidentifikasi 14 gejala varian Omicron, yaitu pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, sakit tenggorokan, batuk terus menerus, suara serak, menggigil, demam, pusing, brain fog, nyeri otot, hilangnya penciuman hingga sakit dada.
William Lee, kepala ilmuwan di Helix, mengatakan kepada USA Today bahwa varian Deltacron belum menimbulkan ancaman khusus bagi populasi manusia karena jumlah kasus yang rendah. “Fakta bahwa kasus (Deltacron) tidak banyak, bahkan dua kasus yang kami lihat berbeda, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak akan meningkat ke varian yang mengkhawatirkan,” ujar Lee. (BS)