Berandasehat.id – Orang yang dirawat dengan delirium di rumah sakit jauh lebih mungkin meninggal dalam waktu 30 hari dan harus tinggal di rumah sakit lebih lama. Sebuah studi terkini mengamati 82.000 penerimaan perawatan darurat di tiga rumah sakit di NHS Lothian Health Board di Skotlandia dan satu di Salford, Greater Manchester.
Studi menemukan, risiko kematian dalam waktu 30 hari adalah 5,5 kali lebih besar untuk pasien dengan delirium dibandingkan mereka yang tidak mengalami delirium di Lothian dan 3,4 kali lebih besar di Salford. Lama tinggal di rumah sakit juga lebih dari dua kali lipat pada pasien dengan delirium.

Para ahli mengatakan temuan ini menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan deteksi dan pengobatan delirium.
Kebingungan Mental
Satu dari empat pasien berusia di atas 65 tahun yang dirawat di rumah sakit sebagai keadaan darurat mengalami delirium, yakni keadaan kebingungan mental yang dimulai secara tiba-tiba dan biasanya dipicu oleh kondisi fisik.
Delirium sangat menyedihkan bagi pasien dan perawat mereka dan diketahui terkait dengan gangguan kognitif jangka panjang dan peningkatan risiko kematian. Namun, sebagian besar tetap tidak terdeteksi.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing, menggunakan tes 4 As, yaitu alat pendeteksi delirium untuk menganalisis hubungan antara delirium dan mortalitas 30 hari, lama tinggal, dan hari-hari di rumah pada tahun setelah masuk perawatan.
Tes dilakukan selama tiga tahun sebagai bagian dari perawatan normal untuk penerimaan darurat pada pasien yang lebih tua. Hasil dicatat pada catatan kesehatan elektronik di tiga rumah sakit di NHS Lothian dan Salford Royal.
Penelitian ini menggunakan data dari 31.266 pasien individu. Semua penerimaan ke rumah sakit NHS Lothian dilakukan di bangsal medis, tempat pasien dirawat dengan obat-obatan daripada pembedahan. Di Salford 83 persen adalah medis dan 17 persen bedah. Ada 1.936 kematian pasien ini di rumah sakit dalam 30 hari.
“Delirium secara historis merupakan kondisi yang diabaikan dengan sebagian besar kasus tidak terdeteksi, menyebabkan kualitas perawatan yang buruk. Studi ini menunjukkan bahwa kita dapat mendeteksi delirium dalam praktik normal. Ini adalah langkah pertama untuk memberikan perawatan yang lebih baik dan meningkatkan hasil yang buruk,” beber Alasdair MacLullich, Profesor Kedokteran Geriatri di Universitas Edinburgh dikutip MedicalXpress.
Seorang konsultan geriatri, Dr. Emma Vardy menambahkan studi ini sangat penting karena menunjukkan bahwa dengan menilai pasien delirium saat masuk ke rumah sakit, dokter dapat memprediksi hasil. “Jika hal itu bisa dilakukan maka kami dapat bekerja untuk meningkatkan hasil tersebut dengan memastikan selalu menilai delirium pada orang tua saat masuk ke rumah sakit dan mengubah, misalnya, bagaimana kami memberikan perawatan,” tandasnya. (BS)