Berandasehat.id – Pradiabetes tampaknya menjadi faktor risiko independen/mandiri yang kuat untuk serangan jantung, demikian menurut sebuah studi baru yang dipresentasikan di ENDO 2022, pertemuan tahunan Masyarakat Endokrin di Atlanta, AS,  Sabtu (11/6/2022).

Pradiabetes adalah suatu kondisi di mana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap sebagai diabetes. Mereka dengan pradiabetes lebih rentan terkena diabetes. 

Sementara diabetes diketahui menyebabkan kondisi kesehatan yang serius seperti serangan jantung, stroke dan masalah ginjal, hubungan antara pradiabetes dan masalah jantung belum ditetapkan dengan baik, demikian disampaikan penulis utama studi Kavin Raj, M.D., dari Rumah Sakit Universitas Saint Peter/Rutgers Robert Sekolah Kedokteran Wood Johnson di New Brunswick, N.J, dilaporkan MedicalXpress.

Ilustrasi stetoskop (dok. istimewa)

“Studi kami berfungsi sebagai pengingat bagi semua orang untuk mengalihkan fokus pada pengelolaan pradiabetes, bukan hanya diabetes,” kata Raj. 

Raj menambahkan, berdasarkan temuan ini, pihaknya mendorong setiap orang untuk melakukan perubahan gaya hidup, mengikuti diet sehat dan berolahraga secara teratur setidaknya 150 menit setiap minggu pada penyandang pradiabetes untuk mengurangi risiko serangan jantung.

Para peneliti menganalisis data dari 1,79 juta rawat inap pasien yang mengalami serangan jantung. Dari pasien ini, 1% memiliki pradiabetes. Setelah disesuaikan dengan faktor risiko penyakit jantung termasuk usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga serangan jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok dan obesitas, pradiabetes dikaitkan dengan 25% peningkatan kemungkinan serangan jantung, dibandingkan dengan pasien. tanpa pradiabetes. 

Mereka dengan pradiabetes juga memiliki 45% peningkatan peluang untuk melakukan intervensi perkutan (perawatan jantung untuk membuka pembuluh darah yang tersumbat) dan hampir dua kali lipat risiko menjalani operasi bypass jantung.

“Temuan kami memperkuat pentingnya pengenalan dini dengan skrining dan intervensi dini pradiabetes dengan perubahan gaya hidup dan/atau obat-obatan untuk mengurangi risiko kejadian kardiovaskular,” tandas Raj. (BS)