Berandasehat.id – Paparan sinar matahari lebih banyak selama musim panas menyebabkan peningkatan makan, namun hanya khusus pada laki-laki. Simpulan ini diperoleh dari sebuah tim peneliti yang berafiliasi dengan beberapa lembaga di Israel, berkolaborasi dengan kolega dari Universitas Columbia di AS dan Institut Diabetes dan Obesitas di Jerman.

Dalam makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Metabolism, kelompok itu menjelaskan studi mereka tentang data yang diperoleh dari survei kesehatan Israel. Carlos Dieguez dan Ruben Nogueiras dari Universitas Santiago de Compostela, menerbitkan artikel News & Views dalam edisi jurnal yang sama, menguraikan faktor-faktor yang menyebabkan kematian lingkungan dan pekerjaan yang dilakukan oleh tim dalam upaya baru ini.

Ilustrasi makanan (dok. istimewa)

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan sinar matahari memberikan manfaat bagi manusia, seperti memicu produksi vitamin D, dan kerugian, seperti kerusakan kulit dan risiko kanker kulit yang lebih tinggi. Dalam upaya baru ini, para peneliti menemukan bahwa itu mungkin melakukan sesuatu yang lain, yakni membuat pria lebih lapar.

Para peneliti sedang mencari cara untuk mengetahui bagaimana sinar matahari dapat menyebabkan kanker kulit pada tikus ketika mereka melihat bahwa tikus jantan tampak lebih lapar saat terkena sinar UV. 

Penasaran, mereka bertanya-tanya apakah hal yang sama mungkin terjadi pada manusia. Untuk mengetahuinya, peneliti memperoleh data dari kuesioner pemerintah yang dikirim ke orang-orang di seluruh Israel yang menanyakan tentang sejumlah masalah kesehatan dan gizi. 

Tim menemukan bahwa pria cenderung makan lebih banyak selama bulan-bulan musim panas daripada selama musim lainnya. Lebih khusus lagi, mereka menemukan bahwa pria mengonsumsi sekitar 15% lebih banyak kalori selama musim panas, yang dikaitkan dengan lebih banyak paparan sinar matahari. Asupan makanan untuk wanita tidak berubah.

Para peneliti mengamati lebih dekat hormon ghrelin, umumnya dikenal sebagai hormon rasa lapar. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hormon itu diproduksi oleh sel-sel di perut, dan kadang-kadang di pankreas, usus kecil dan otak. Hormon ini selanjutnya diangkut melalui aliran darah, mengaktifkan neuron di hipotalamus, yang bereaksi dengan menciptakan sensasi lapar. 

Hormon tersebut juga telah ditemukan berdampak pada area otak lainnya, seperti amigdala, yang dapat merangsang produksi dopamin. Kadar ghrelin diketahui meningkat baik selama periode kelaparan dan sebelum makanan dikonsumsi.

Pengujian pada tikus menunjukkan level ghrelin meningkat pada tikus jantan yang terpapar radiasi UVB. Sekresi hormon juga ditemukan dalam sampel kulit yang diperoleh oleh relawan manusia laki-laki yang terpapar sinar UV di laboratorium. 

“Pada wanita, estrogen mengganggu interaksi p53-kromatin pada promotor ghrelin, sehingga menghalangi ghrelin dan perilaku mencari makanan sebagai respons terhadap paparan UVB,” urai para peneliti dikutip dari laman Science x Network. (BS)

Advertisement