Berandasehat.id – Hampir 9 dari 10 pasien yang melaporkan gangguan penciuman atau rasa terkait COVID-19 pulih sepenuhnya dalam dua tahun, meskipun pemulihan membutuhkan waktu lebih dari enam bulan untuk 10,9 persen pasien, demikian menurut studi yang diterbitkan online di JAMA Otolaryngology-Head & Neck Surgery, 4 Agustus 2022.

Paolo Boscolo-Rizzo, M.D., dari University of Padova di Italia, dan rekan memperkirakan prevalensi dua tahun dan tingkat pemulihan gangguan penciuman atau rasa di antara 168 pasien dewasa dengan gejala ringan saat kejadian, empat minggu, delapan minggu, enam bulan, dan dua tahun setelah COVID-19 (pra-Omicron).

Para peneliti menemukan bahwa indera penciuman atau rasa yang berubah (Sino-nasal Outcome Test 22 skor>0) dilaporkan oleh 64,3 persen pada awal kejadian, 38,1 persen pada empat minggu, 17,3 persen pada delapan minggu, 16,1 persen pada enam bulan, dan 8,3 persen persen dalam dua tahun. 

Ilustrasi penyintas Covid (dok. istimewa)

Penyelesaian/pemulihan lengkap disfungsi bau atau rasa terkait COVID-19 (mulai dalam empat minggu infeksi; 119 pasien) terjadi pada 88,2 persen individu, sementara 9,2 persen melaporkan penurunan keparahan dan 2,5 persen melaporkan gejalanya tidak berubah atau lebih buruk. 

Pemulihan yang terlambat (lebih dari enam bulan setelah kejadian awal) dilaporkan oleh 10,9 persen pasien. Bertahannya setidaknya satu gejala, termasuk gejala nonchemosensory, pada dua tahun tindak lanjut dilaporkan oleh 28,0 persen pasien.

“Pasien harus diyakinkan bahwa pemulihan dari gangguan penciuman atau rasa dapat berlanjut selama berbulan-bulan setelah kejadian,” demikian tulis peneliti dikutip dari laman Healthday.(BS)

Advertisement