Berandasehat.id – Sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C) tampaknya lebih umum dan lebih parah dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan online 5 Januari 2023 di JAMA Network Open.
William Encinosa, Ph.D., dari Agency for Healthcare Research and Quality di Rockville, Maryland, dan rekannya membandingkan hasil MIS-C dan COVID-19 di 4.057 rumah sakit di 31 negara bagian dalam studi retrospektif.
Secara keseluruhan, 4.107 individu dengan MIS-C dan 23.686 dengan COVID-19 tanpa MIS-C teridentifikasi. Para peneliti menemukan 1,48 rawat inap MIS-C per 100.000 anak per bulan, berkisar antara 0,97 hingga 1,99 rawat inap per 100 anak untuk anak kulit putih dan kulit hitam.
Karena jumlah disfungsi sistem organ meningkat dari dua menjadi delapan organ, hasilnya memburuk: Kematian yang terkait dengan MIS-C dan COVID-19 meningkat, masing-masing dari <1 menjadi 5,8 persen dan dari <1 menjadi 17,2 persen.

Sedangkan peningkatan kejadian pengobatan yang merugikan terkait dengan MIS-C dan COVID-19 juga diamati, masing-masing dari 4,9 menjadi 17,8 persen dan dari 1,2 menjadi 13,4 persen. Ketika disfungsi organ meningkat, persentase kasus MIS-C pada anak kulit hitam naik dua kali lipat dari 16,2 menjadi 31,7 persen, sementara tetap tidak berubah dengan COVID-19.
“Temuan oleh Encinosa et al. meningkatkan pengetahuan kita tentang MIS-C dan perbedaan dan hasil COVID-19, menyoroti risiko dan dampak dari peningkatan disfungsi sistem organ,” demikian editorial yang menyertainya dikutip dari laman Healthday. (BS)