Berandasehat.id – Obesitas merupakan kontributor utama beban penyakit global dan prevalensinya diperkirakan akan terus meningkat. Studi yang ada telah menemukan hubungan antara kemampuan kognitif dan obesitas, dalam hal ini kemampuan kognitif (daya pikir) yang lebih rendah di masa kanak-kanak atau remaja terkait dengan BMI yang lebih tinggi atau tingkat obesitas yang lebih tinggi di masa dewasa nanti.

Dalam studi baru, peneliti menggunakan data 12.250 saudara kandung dari 5.602 rumah tangga yang diikuti dari remaja hingga usia 62 tahun sebagai bagian dari empat studi kohort populasi remaja Amerika Serikat yang terpisah. Dengan membandingkan hubungan antara kemampuan kognitif dan BMI dalam keluarga, tim dapat memperhitungkan faktor-faktor terkait latar belakang keluarga yang tidak teramati.

Ketika membandingkan individu yang tidak terkait dalam kumpulan data, para peneliti menemukan bahwa perpindahan dari persentil ke-25 menuju 75 kemampuan kognitif remaja dikaitkan dengan perkiraan penurunan BMI sebesar 0,61 kg/m2 (95% CI -0,90 hingga -0,33) ketika disesuaikan dengan sosial ekonomi keluarga. 

Namun, ketika membandingkan saudara kandung, perpindahan dari persentil ke-25 menuju 75 kemampuan kognitif remaja dikaitkan dengan hanya penurunan BMI sebesar 0,06 kg/m2 (95% CI -0,35 hingga 0,23).

“Hasilnya menunjukkan bahwa temuan yang ada pada hubungan antara kemampuan kognitif dan BMI dibiaskan oleh faktor keluarga” kata para penulis. “Mengingat bahwa hubungan antara kemampuan kognitif dan hasil kesehatan lainnya telah ditemukan dengan menggunakan desain penelitian observasional yang serupa, data saudara mungkin berguna untuk menilai potensi bias untuk hasil kesehatan ini juga.”

“Apakah kemampuan kognitif yang lebih tinggi (kecerdasan) membantu seseorang menghindari kenaikan berat badan yang terlalu banyak? Banyak penelitian telah menemukan hubungan antara keduanya, tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa hubungan ini mungkin tidak bersifat kausal (sebab akibat),” tandas Wright.

Studi itu telah dipublikasikan pada 13 April 2023 di jurnal akses terbuka PLOS Medicine oleh Liam Wright dari University College London, Inggris, dan rekan. (BS)

Advertisement