Berandasehat.id – Penyakit diabetes bisa memicu beragam masalah kesehatan, termasuk dalam hal ini masalah kulit. Gangguan kesehatan pada kulit tidak bisa dianggap remeh apalagi diabaikan, karena bisa memicu masalah luka yang tidak kunjung sembuh yang berujung amputasi.

Berikut daftar masalah kulit yang dihadapi penyandang diabetes dirangkum dari berbagai sumber:

1. Gatal

Penyebabnya antara lain infeksi, kulit kering, dan sirkulasi yang buruk. Kondisi ini mungkin lebih mudah dikenali di kaki bagian bawah.

2. Akantosis nigrikans /achanthosis nigricans

Area yang lebih gelap seperti beludru ini dapat muncul di leher, ketiak, selangkangan, tangan, siku, dan lutut.

3. Dermopati diabetik 

Perubahan pada pembuluh darah kecil yang terlihat seperti bercak bersisik berwarna merah atau coklat. Bercak semacam ini kerap muncul di kaki dan bagian depan kaki.

4. Necrobiosis lipoidica diabeticorum

Kondisi langka ini juga mempengaruhi pembuluh darah – ditandai dengan area kusam, merah, menonjol, tetapi berakhir sebagai bekas luka yang mengkilap dengan batas ungu. Kulit bisa gatal atau pecah-pecah. Wanita lebih mungkin untuk mendapatkan ini daripada pria.

5. Reaksi alergi

Hal ini bisa terjadi sebagai respons terhadap insulin atau obat diabetes lainnya.

6. Lepuh diabetes (bulosis diabetikorum) 

Luka ini terlihat seperti lepuh luka bakar dan dapat muncul di punggung jari tangan, tangan, jari kaki, kaki, dan terkadang kaki atau lengan bawah. Hal ini mungkin muncul tiba-tiba di jari tangan, kaki, tangan, kaki, dan terkadang di tungkai atau lengan bawah, ditandai dengan lepuhan putih tanpa kemerahan di sekitar mereka. Lepuh mungkin terlihat menakutkan, tetapi biasanya tidak sakit dan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu. Lepuhan ini bisa menjadi tanda bahwa kadar gula darah tidak terkontrol. Diskusikan dengan dokter untuk menemukan solusi terbaik.

7. Granuloma anulare diseminata

Penyandang diabetes mungkin mendapatkan cincin merah, coklat, atau sewarna kulit atau area menonjol berbentuk busur di jari, telinga, atau badan.

8. Xanthelasma 

Hal ini terjadi ketika tubuh mengumpulkan kolesterol ekstra di sekitar mata. Xanthelasma mungkin melihat pertumbuhan kekuningan yang rata atau sedikit terangkat pada atau di sekitar kelopak mata. Endapan tersebut tidak berbahaya atau menyakitkan, tetapi dapat menandakan diabetes yang tidak terkontrol, kolesterol tinggi, atau masalah kesehatan lainnya.

9. Vitiligo

Kondisi ini lebih umum pada penderita diabetes tipe 1, tetapi penderita tipe 2 juga bisa mendapatkannya. Tidak jelas apa alasannya. Vitiligo menghancurkan sel-sel yang biasanya mewarnai kulit dengan pigmen. Tandanya terlihat seperti penampakan kulit tambal sulam dengan warna yang jelas berbeda yang biasanya mempengaruhi dada, perut, dan punggung, tetapi terkadang juga terjadi di wajah. Vitiligo dapat diobati dengan krim obat, sinar UV, dan bahkan pembedahan. Gunakan tabir surya untuk melindungi bercak kulit yang terkena.

10. Borok pada kaki

Luka ini dapat dimulai dengan tidak lebih dari goresan kecil pada penyandang diabetes, terutama jika terus bergesekan dengan sepatu yang ketat. Hal itu umumnya terjadi sebagian karena sirkulasi yang buruk yang mempersulit penyembuhan luka dan juga dapat menyebabkan kerusakan saraf sehingga penyandang diabetes tidak bisa merasakannya juga. Periksa kaki secara teratur setiap hari dan tanyakan kepada dokter cara terbaik untuk merawatnya.

11. Infeksi bakteri

Gula darah tinggi dapat mengeringkan kulit dan membatasi sistem kekebalan tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi kulit, umumnya akibat bakteri staph (staphylococcus) yang paling umum. Tanda yang akan terlihat di antaranya bintil pada mata, folikel rambut yang meradang (folliculitis), atau kuku yang terinfeksi. Bicaralah dengan dokter jika kulit terasa bengkak, gatal, nyeri, atau panas, terutama bagi mereka dengan gula darah tinggi atau diabetes.

12. Penebalan kulit

Dokter mungkin menyebutnya sklerosis digital. Itu bisa terjadi pada penyandang diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kulit di punggung tangan atau jari tangan atau kaki mungkin tebal dan berlilin. Tambalan itu bisa menyebar ke lengan, punggung atas, dan bahu. Dalam kasus yang parah, penyandang diabetes mungkin kesulitan menggerakkan persendian dan membutuhkan terapi fisik. Cara terbaik untuk mengobati kondisi ini adalah dengan mengontrol gula darah. (BS)

Advertisement