Berandasehat.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan berakhirnya darurat kesehatan global setelah lebih dari 3 tahun dunia memasuki pandemi COVID-19.

WHO menyerukan dengan diakhirinya darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional mencerminkan penurunan jumlah kasus, lebih sedikit rawat inap, dan kekebalan yang lebih besar.

Kita telah menempuh perjalanan jauh sejak lembaga dunia yang bernaung di bawah PBB itu pertama kali menyatakan COVID sebagai keadaan darurat pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret di tahun yang sama. Namun, sebelum merayakannya, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan dampak global COVID. WHO mengatakan lebih dari 765 juta kasus COVID telah dilaporkan di seluruh dunia, termasuk hampir 7 juta kematian.

“Tapi kita tahu jumlah [kematian] beberapa kali lebih tinggi, setidaknya 20 juta,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, PhD, saat jumpa pers. “Minggu lalu, COVID-19 merenggut nyawa setiap 3 menit.”

“Berita ini berarti sudah waktunya bagi negara-negara untuk beralih dari mode darurat ke penanganan COVID-19 bersama penyakit menular lainnya,” ujar Tedros.

Pemerintah Amerika Serikat diharapkan untuk mengikutinya dan mengizinkan keadaan darurat kesehatan masyarakatnya berakhir pada 11 Mei. Dalam arti praktis, itu kemungkinan berarti berakhirnya alat uji COVID rumahan gratis dan melengkapi cakupan asuransi untuk pengujian laboratorium dan pengukuran kesehatan masyarakat lainnya, demikian WHO. (BS)

Advertisement