Berandasehat.id – Familiar dengan gaslighting? Tindakan itu kerap terjadi dalam hubungan romantis, dan kerap tidak disadari. Para peneliti yang dipimpin oleh psikolog University of Toronto Willis Klein telah menyelidiki bentuk pelecehan hubungan yang sejauh ini belum dipelajari, yakni gaslighting, yang dampaknya negatif bagi korban.
Dalam sebuah makalah berjudul ‘Sebuah analisis kualitatif dari gaslighting dalam hubungan romantis’ yang diterbitkan dalam jurnal Personal Relationships, studi itu melihat tanda-tanda kontrol koersif dan efek dari gaslighting, suatu bentuk kekerasan pasangan intim pada para penyintas.
Orang yang selamat dari gaslighting (n=65) diundang ke survei dengan 15 pertanyaan terbuka tentang pengalaman mereka, lintasan hubungan yang kasar, contoh spesifik dari gaslighting, konsekuensi pribadi yang dihasilkan dari hubungan mereka, bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi konsep diri dan sejauh mana mereka telah pulih dari pelecehan.
Secara khusus, penelitian ini ingin memeriksa apakah pelaku gaslighting memperoleh lebih banyak kekuatan sosial daripada orang yang selamat, menentukan apakah pemantik gas biasanya memiliki tujuan objektif atau menggunakan taktik untuk motivasi yang lebih luas, memberikan bukti empiris untuk membandingkan dengan taktik gaslighting yang diuraikan dalam literatur swadaya, menyelidiki apakah ada tahapan spesifik dari hubungan gaslighting (termasuk adanya bom cinta) dan menentukan apakah mengakhiri hubungan memfasilitasi pemulihan.

Bom cinta, suatu bentuk komunikasi romantis yang berlebihan, ditemukan di sebagian besar tanggapan, biasanya di awal hubungan. Itu bisa dalam bentuk hadiah, pujian yang sering, dan tingkat perhatian yang meningkat yang dapat membebani dan memonopoli waktu subjek, mengisolasinya dari orang lain. Seperti namanya, itu juga bisa termasuk pengebom cinta yang sering mengatakan “Aku mencintaimu” dan pada tahap awal suatu hubungan.
Temuan menunjukkan bahwa motivasi untuk gaslighting muncul terkait dengan taktik kontrol koersif. Pelaku gaslighting yang termotivasi oleh keinginan untuk mengontrol pasangannya terlibat dalam berbagai taktik kontrol koersif yang lebih luas, termasuk menetapkan aturan, pelecehan verbal, perusakan properti, dan ancaman. Tuduhan ketidakmampuan, karakteristik gaslighting, dan upaya untuk mengisolasi korban adalah hal biasa.
Pengasingan dipandang sebagai bagian integral dari perilaku pengendalian, sering kali dimulai dengan opini negatif tentang anggota teman dan keluarga penyintas. Mengisolasi penyintas membuat mereka tidak menerima nasihat tentang perilaku pasangannya yang dipertanyakan, membuat penyintas lebih bergantung pada pelaku gaslighting untuk perhatian sosial dan mungkin telah berkontribusi pada perasaan “kehilangan pegangan” penyintas pada kenyataan.
Pelaku juga berusaha untuk melakukan kontrol dengan membatasi kemampuan orang yang selamat untuk mencapai tujuan di luar hubungan, seperti mengejar sekolah atau kemajuan karir, dengan terus-menerus merusak kepercayaan diri dan harga diri.
Orang yang selamat dari hubungan gaslighting melaporkan berkurangnya rasa diri, peningkatan kewaspadaan, dan meningkatnya ketidakpercayaan terhadap orang lain lama setelah hubungan berakhir. Beberapa peserta melaporkan bahwa mereka belum pulih dari hubungan gaslighting itu.
Pemulihan Pasca Gaslighting
Terlepas dari laporan ketidakpercayaan yang meningkat, sosialisasi adalah aktivitas yang paling banyak dilaporkan sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang pemulihan. Terlibat atau terlibat kembali dengan orang lain dalam aktivitas membantu banyak penyintas mendapatkan kembali kesadaran diri.
Hobi kreatif dengan komponen ekspresi diri yang kuat, seperti seni atau tulisan, juga memungkinkan kembalinya pengetahuan diri dan identitas diri.
Terakhir, penelitian itu menunjukkan bahwa gaslighting adalah pengalaman traumatis, dan pertumbuhan pribadi pascatrauma bisa menjadi positif. Narasi pemulihan orang yang selamat biasanya berfokus pada membangun batasan hubungan yang lebih sehat atau memiliki kesadaran diri yang lebih jelas dan lebih kuat, demikian Science x Network. (BS)