Berandasehat.id – Indonesia masih membukukan kenaikan angka terkonfirmasi positif COVID-19. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia juga berimplikasi pada peningkatan angka kematian setiap harinya. Data Satgas Penanganan COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat angka kematian bertambah 1.498 orang dalam 24 jam per Minggu (8/8) sehingga total korban meninggal akibat keganasan COVID-19 di Indonesia mencapai 107.096 orang.

Yellow pills forming shape to C alphabet on wood background

Tambahan angka kematian membuat Indonesia menjadi yang teratas di antara negara lainnya, bahkan telah membalap India dan Brazil. Selain Indonesia, negara dengan angka kematian baru tertinggi antara lain Rusia 787 orang, Meksiko 515 orang, Filipina 287 orang, dan Vietnam 234 orang, menurut data Worldometer.

Dalam sepekan terakhir 3-8 Agustus 2021, jumlah kasus meninggal bertambah 9.805 orang orang, artinya ada lebih dari 1.600 orang yang meninggal setiap harinya karena penyakit ini. Karenanya kepatuhan terhadap prokes harus dijalankan untuk mengendalikan penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Selain itu, pemahaman yang benar mengenai asupan nutrisi yang tepat dalam menjaga dan memulihkan imunitas tubuh khususnya di masa pandemi COVID-19 menjadii hal penting. Imunitas tubuh memproteksi diri dari serangan dari luar, yaitu mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur yang membahayakan kesehatan.

“Imunitas yang prima semakin krusial dibutuhkan di tengah situasi mewabahnya suatu penyakit, seperti sekarang COVID-19. Artinya, pemilihan asupan nutrisi untuk mendukung imunitas juga tidak boleh sembarangan. Apalagi hanya didasarkan pada ‘katanya’, lebih-lebih informasi yang sifatnya hoaks,” ujar praktisi kesehatan, dr. Gia Pratama dalam temu media daring bertema ‘Hoaks, Fakta, Sains Pejuang Isoman COVID-19’ yang dihelat Sabtu (7/8).

Belakangan banyak beredar berita yang diragukan kebenarannya alias hoaks, misalnya mengenai konsumsi vitamin C berdosis 1.000 mg yang dianggap berlebihan dan mengancam kesehatan. Menanggapi hal ini, Gia mengatakan sistem pencernaan manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap vitamin C. “Berbagai studi memperlihatkan bahwa penyerapan vitamin C dalam tubuh mengalami penurunan hingga dosisnya tersisa kurang dari 50 persen,” bebernya.

Begitu jaringan tubuh mengalami kejenuhan vitamin C (atau kandungan berlimpah), maka jumlah yang berlebih akan terekskresi melalui urin. “Artinya, pada individu yang sehat, vitamin C dosis tinggi tidak membahayakan tubuh, asalkan tidak melebihi batas dosis maksimal 2.000mg per hari,” urainya.

Mengenai kebutuhan vitamin C, D dan zinc dalam menjaga dan memulihkan imunitas tubuh, Gia memaparkan sebagai sumber antioksidan, vitamin C turut membentuk kekebalan tubuh agar mampu membunuh mikroba. “Sementara, vitamin D berfungsi menghambat sel monosit untuk melawan berbagai jenis infeksi dan menyingkirkan sel-sel tubuh yang rusak,” imbuhnya.

Juga penting dalam membangun daya tahan tubuh, zinc berperan mencegah masuknya patogen dan mengurangi replikasi berbagai virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh. Menurut Gia, konsumsi kombinasi vitamin C, D dan zinc menjadi salah satu solusi untuk mendapatkan asupan nutrisi tambahan yang aman, praktis dan efektif dalam membantu membangun imunitas tubuh. “Tidak hanya bagi penderita COVID-19 dan pasien isoman, tetapi siapa saja yang ingin tetap sehat,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Country Medical Lead Consumer Health Bayer Indonesia, dr. Suci Sutinah Diah Suksmasari mengatakan sinergi antara vitamin C, D dan zinc terbukti berkontribusi pada sistem imunitas melalui penguatan ketiga lapisan pertahanan tubuh. Cakupannya adalah penghalang epitel/fisik yaitu kulit. Selanjutnya pertahanan seluler di dalam sel tubuh, dan antibodi.

“Ketiga gizi mikro itu membantu pembentukan kulit yang lebih sehat, termasuk jaringan mukosa di dalamnya, sehingga mampu menghalau patogen untuk masuk ke dalam tubuh,” ujarnya.

Suci menambahkan, vitamin C, D dan zinc menguatkan sel darah putih untuk mengenali dan melawan patogen yang telah berada di dalam tubuh. Vitamin C dan zinc juga memperkuat antibodi untuk memerangi patogen yang lolos dari dua lapisan pertahanan sebelumnya.

“Kekurangan paduan vitamin C, D dan zinc berpotensi melemahkan respon imun sehingga menyebabkan risiko infeksi dari paparan patogen,” pungkas Suci.