Berandasehat.id – Miokarditis telah dilaporkan pada anak-anak setelah menerima vaksin berbasis mRNA buatan Pfizer-BioNTech COVID-19, menurut serangkaian kasus yang diterbitkan online di JAMA Cardiology, 10 Agustus 2021.

Audrey Dionne, M.D., dari Rumah Sakit Anak Boston, dan koleganya meninjau hasil pencitraan jantung komprehensif pada 15 anak (14 laki-laki; usia rata-rata 15 tahun) yang dirawat di rumah sakit dengan miokarditis dalam waktu 30 hari setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19.

Para peneliti melaporkan bahwa gejala mulai muncul dalam satu sampai enam hari setelah menerima vaksin dan termasuk nyeri dada pada semua pasien, demam pada 10 pasien, mialgia pada delapan pasien, dan sakit kepala pada enam pasien. 

Semua pasien saat masuk mengalami peningkatan kadar troponin (median, 0,25 ng/mL), yang mencapai puncaknya 0,1 hingga 2,3 hari setelah masuk. Pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri pada tiga pasien dan regangan longitudinal atau sirkumferensial global yang abnormal pada lima pasien. Tidak tampak efusi perikardial. 

Temuan pencitraan resonansi magnetik jantung konsisten dengan miokarditis pada 13 pasien, termasuk peningkatan gadolinium lanjut pada 12 pasien. Rata-rata lama rawat inap di rumah sakit adalah dua hari, gejala teratasi pada 73 persen pasien pada follow-up satu sampai 13 hari setelah keluar dari rumah sakit.

“Miokarditis terkait vaksin COVID-19 mungkin memiliki perjalanan jangka pendek yang jinak/ringan pada anak-anak; namun risiko jangka panjangnya tetap tidak diketahui,” penulis mengingatkan. (BS)