Berandasehat.id – Waktu layar alias durasi yang dihabiskan anak-anak di depan perangkat elektronik naik tajam selama pandemi. Studi terkini menunjukkan anak-anak telah menghabiskan hampir tiga kali lipat jumlah waktu layar yang disarankan selama pandemi COVID-19.

Diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders Reports, penelitian ini menemukan bahwa secara rata-rata anak-anak memiliki waktu layar hampir enam jam setiap hari. Beberapa anak dalam penelitian ini berada di layar mereka lebih lama lagi, 13 jam sehari.

“Temuan kami sangat mengejutkan,” kata profesor pendidikan dan Ketua Riset Kanada Emma Duerden, yang ikut menulis penelitian ini dengan peneliti Diane Seguin, Elizabeth Kuenzel dan J. Bruce Morton.

“Itu hampir tiga kali lipat dari jumlah yang disarankan,” kata Duerden. Canadian Pediatric Society merekomendasikan anak-anak di atas usia lima tahun menghabiskan dua jam sehari di layar mereka.

Waktu layar termasuk, menonton televisi, menggunakan komputer, ponsel pintar atau bermain video game.

Orang tua dan anak-anak ditantang selama puncak pandemi pada bulan Maret dan April 2020 karena sebagian besar kegiatan tatap muka di luar rumah dibatalkan. Sekolah ditutup, sebagian besar orang tua bekerja dari rumah dan menangani tanggung jawab rumah tangga sementara anak-anak pergi ke sekolah online. “Di Ontario, taman bermain juga ditutup, meninggalkan anak-anak tanpa kegiatan di luar ruangan,” ujar Duerden.

Untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, orang tua dengan anak-anak berusia antara enam dan 12 tahun menyelesaikan survei online, yang membandingkan waktu layar dan aktivitas sehari-hari mereka sebelum dan selama pandemi. Mereka juga mengisi kuesioner untuk menentukan tingkat stres dan keterlibatan mereka dalam kegiatan anak-anaknya. mereka.

Studi ini menemukan semakin banyak orang tua yang stres, semakin banyak waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar mereka.

Duerden mengatakan stres orang tua tergantung pada keadaan individu. Misalnya, orang tua dapat stres karena mereka tinggal di apartemen kecil, mereka mungkin memiliki masalah keuangan, atau menghadapi pengangguran. 

Meskipun penelitian ini tidak melihat faktor-faktor ini, para peneliti berharap untuk menemukan jawaban ini serta menentukan efek jangka panjang dari waktu layar yang berlebihan, dengan studi longitudinal baru yang sedang berlangsung. Hasilnya akan tersedia pada musim semi 2022.

Sementara itu, Duerden mendorong orang tua untuk mengatur penggunaan elektronik anak-anaknya, memantau apa yang mereka tonton secara online dan merencanakan kegiatan yang tidak menggunakan teknologi.

“Kami tidak tahu efek jangka panjang dari waktu layar,” kata Duerden. “Namun, jika (anak-anak) duduk menonton TV dan tidak melakukan aktivitas apa pun, seperti berolahraga, makan makanan sehat, membaca atau berinteraksi dengan orang lain, ini mungkin berdampak karena kita tahu hal-hal ini penting untuk perkembangan otak yang sehat pada anak.” (BS)