Berandasehat.id – Sejumlah negara masih harus berjuang mengatasi pandemi. Di kawasan Asia, Korea Selatan melaporkan lebih dari 400.000 kasus virus corona baru pada Rabu (16/3/2022), ini sebuah rekor baru, ketika negara itu terus melonggarkan pembatasan meskipun ada gelombang infeksi yang dipicu oleh Omicron.

Otoritas kesehatan Korsel mengatakan 400.741 kasus tercatat, angka harian tertinggi di negara itu sejak pandemi dimulai dua tahun lalu.

Lonjakan kasus terbaru itu menjadi ‘tantangan terbesar terakhir’ yang dihadapi negara itu, demikian disampaikan Sohn Young-rae, seorang pejabat kesehatan senior Negeri Ginseng di acara konferensi pers.

Ilustrasi virus corona (dok. istimewa)

“Pemerintah telah mengantisipasi beban kasus di stadion bisbol ini,” ujarnya seraya menambahkan bahwa mereka yakin Korsel telah mendekati puncak gelombang Omicron. “Jika kita mengatasi krisis ini, kita akan selangkah lebih dekat untuk kembali normal.”

Korea Selatan memimpin dunia dalam pencatatan kasus baru yang dilaporkan dalam tujuh hari terakhir, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 2.358.878 kasus, diikuti oleh Vietnam dengan 1.795.380.

Sebagian besar penduduk Korea Selatan yang memenuhi syarat telah divaksinasi dan mendapatkan suntikan vaksin booster, dan terlepas dari rekor jumlah infeksi di negara berpenduduk 52 juta orang, tingkat kematian tetap sangat rendah.

Negara ini juga terus melonggarkan aturan jarak sosialnya, di bawah tekanan dari usaha kecil dan wiraswasta Korea yang mengatakan pembatasan COVID selama bertahun-tahun telah mendorong bisnis mereka ke jurang kehancuran.

Negara ini sekarang memiliki jam malam pukul 11 ​​malam untuk bisnis dan batas enam orang untuk pertemuan pribadi. Pemerintah bakal mencabut wajib karantina pada saat kedatangan untuk pengunjung yang divaksinasi penuh mulai 21 Maret 2022.

Pemerintah diperkirakan akan memutuskan apakah akan lebih santai atau mempertahankan pedoman jarak sosial guna mengendalikan pandemi, Jumat pekan ini.

Seoul meninggalkan program ‘Lacak, Uji, Rawat’ yang dibanggakannya bulan lalu, dengan lonjakan dramatis dalam kasus Omicron mengancam akan membanjiri sistem perawatan kesehatannya, demikian dilaporkan MedicalXpress. (BS)