Berandasehat.id – Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia bisa dibilang masih cukup memprihatinkan. Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyampaikan masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih tinggi. Beberapa faktor penyebabnya antara lain kurangnya kesadaran, rasa enggan, dan kesulitan akses ke tenaga profesional.
“Terlebih dengan adanya pandemi COVID-19, kita harus mengubah cara pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Edukasi dan sinergi dari berbagai pihak, termasuk kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut akan membuka harapan untuk mencapai target Indonesia Bebas Karies 2030,” ujar Menkes dalam sambutannya di acara webinar menandai kampanya ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi #KonsultasiGigiSekarang’ yang dihelat Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, bekerja sama dengan FDI World Dental Federation (FDI) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Selasa (22/3/2022).

Data menyebut 94,9% masyarakat perkotaan tidak pernah ke dokter gigi dalam setahun terakhir. Persebaran dokter gigi yang belum merata serta faktor biaya juga menjadi hambatan bagi masyarakat untuk rutin berkonsultasi ke dokter gigi. Akibatnya, dari 57% masyarakat yang mengalami permasalahan gigi dan mulut, hanya 10,2% yang berkunjung ke dokter gigi, itu pun umumnya karena sudah merasa sangat kesakitan.
Menanggapi hal itu, Head of Professional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah, mengatakan Pepsodent dan PDGI siap berbagi peran mendukung pemerintah melalui program kesehatan gigi dan mulut secara berkelanjutan. “Melalui kampanye ‘Jangan Tunggu Sampai Sakit Gigi, #KonsultasiGigiSekarang’, kami ingin membangun kesadaran bahwa menunda ke dokter gigi dapat menyebabkan masalah yang lebih besar,” ujarnya.
Mirah menambahkan, tidak hanya dari sisi biaya yang pasti akan membengkak, permasalahan juga akan terus meluas hingga risiko terburuk, yaitu gigi tanggal. “Tercatat rata-rata pada usia 35-44 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 2 giginya, jika tidak ada perubahan kebiasaan merawat gigi dan mulut dengan benar serta rutin berkonsultasi ke dokter gigi, keadaan ini bisa semakin memprihatinkan. Faktanya, rata-rata di usia 65 tahun masyarakat Indonesia sudah kehilangan 11 giginya,” terangnya.
Terkait persebaran dokter gigi, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), drg. Usman Sumantri, mengungkap saat ini jumlah dokter gigi di Indonesia masih belum ideal. “Jika dibandingkan dengan rekomendasi WHO yaitu satu dokter gigi untuk 7.500 orang, di Indonesia faktanya satu dokter gigi bertugas melayani 9.565 orang,” ujarnya.
Selain itu, imbuh Usman, keberadaan dokter gigi – terlebih dokter gigi spesialis – memang masih terpusat di perkotaan. “Dari data-data ini terlihat bahwa ketidaksetaraan akses terhadap dokter gigi masih menjadi masalah. Beberapa langkah strategis yang bisa diambil antara lain adalah meningkatkan produksi lulusan dokter gigi dengan cara menambah program studi kedokteran gigi dan spesialis, serta peran pemerintah daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang kerja yang baik,” tuturnya.
Sejalan dengan kebutuhan yang tinggi akan perawatan kesehatan gigi dan mulut, Pepsodent bersama PDGI memperluas akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi semua orang melalui layanan teledentistry gratis ‘Tanya Dokter Gigi by Pepsodent’ (di nomor WhatsApp: 0878-8876-8880).
Diluncurkan pada 2020, hingga kini tercatat 21.488 sesi layanan telah diberikan, dengan tingkat kepuasan yang sangat baik.
Selama 1 April – 30 Juni 2022, konsultasi akan diberikan oleh ribuan dokter gigi dari 100 PDGI cabang. Secara khusus, 23 PDGI cabang juga akan memberikan edukasi dan tindakan perawatan kepada masyarakat. Selain itu, 300 orang ‘Pepsodentist’ yakni yaitu relawan dokter gigi swasta di seluruh penjuru Indonesia yang akan ditampilkan dalam Dentist Locator di situs Tanya Pepsodent juga akan ikut berpartisipasi.
Para ‘Pepsodentist’ bahkan berkomitmen memberikan perawatan pembersihan karang gigi ringan dalam jumlah terbatas kepada masyarakat.
Pepsodent juga meluncurkan Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang kemasan baru yang dilengkapi dengan QR code untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas. Cukup dengan memindai QR code tersebut, setiap konsumen dapat langsung mengakses layanan teledentistry “Tanya Dokter by Pepsodent” kapan saja saat dibutuhkan. (BS)