Hidupgaya.co – Ada kabar kurang baik terkait flu dan kaitannya dengan COVID. Studi terkini menunjukkan, orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena infeksi COVID-19 dan flu pada saat bersamaan memiliki risiko penyakit parah dan kematian yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pasien yang memiliki COVID-19 saja atau terpapar virus lain.

Para ahli menemukan, pasien dengan koinfeksi SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19, dan virus influenza empat kali lebih mungkin memerlukan dukungan ventilasi dan 2,4 kali lebih mungkin meninggal daripada jika mereka hanya menderita COVID-19 saja.

Ilustrasi pasien Covid (dok. istimewa)

Para peneliti mengatakan berdasar temuan yang telah dipublikasikan di jurnal bergengsi The Lancet, menunjukkan perlunya pengujian flu yang lebih besar pada pasien COVID-19 di rumah sakit dan menyoroti pentingnya vaksinasi penuh terhadap COVID-19 dan flu.

Tim dari University of Edinburgh, University of Liverpool, Leiden University dan Imperial College London, membuat temuan tersebut dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 305.000 pasien rawat inap akibat infeksi COVID-19.

Penelitian yang disampaikan sebagai bagian dari Konsorsium Karakterisasi Klinis Virus Corona Pernapasan Akut Parah Internasional dan Konsorsium Infeksi yang baru muncul (ISARIC), merupakan studi terbesar yang pernah dilakukan terhadap orang-orang dengan COVID-19 dan virus pernapasan endemik lainnya.

Studi ISARIC dibentuk pada tahun 2013 sebagai kesiapan menghadapi pandemi seperti saat ini.

Tim ahli mengamati data orang dewasa yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 di Inggris antara 6 Februari 2020 hingga 8 Desember 2021. Hasil tes untuk koinfeksi virus pernapasan dicatat untuk 6965 pasien dengan COVID-19. Sekitar 227 di antaranya juga memiliki virus influenza, dan mereka mengalami sakit yang jauh lebih parah.

Maaike Swets, Ph.D. mahasiswa di Universitas Edinburgh dan Universitas Leiden, menyampaikan dalam dua tahun terakhir pihaknya telah sering menyaksikan pasien dengan COVID-19 menjadi sakit parah, kadang-kadang mengarah ke perawatan ICU dan penggunaan ventilator buatan untuk membantu pernapasan. “Bahwa infeksi influenza dapat menimbulkan situasi serupa sudah diketahui, tetapi kurang dipahami tentang hasil dari infeksi ganda SARS-CoV-2 dan virus pernapasan lainnya,” terangnya.

Kenneth Baillie, seorang Profesor Kedokteran Eksperimental di Universitas Edinburgh, menambahkan tim studi menemukan bahwa kombinasi virus COVID-19 dan virus flu sangat berbahaya. “Ini akan menjadi penting karena banyak negara mengurangi penggunaan jarak sosial dan langkah-langkah penahanan. Kami perkirakan COVID-19 akan beredar dengan flu, meningkatkan kemungkinan koinfeksi. Itu sebabnya kami harus mengubah strategi pengujian kami untuk pasien COVID-19 di rumah sakit dan pengujian flu lebih luas,” bebernya.

Sedangkan Calum Semple, Profesor Kedokteran Wabah dan Kesehatan Anak di University of Liverpool mengakui melihat peningkatan virus pernapasan musiman yang biasa ketika orang kembali ke kehidupan normal. “Jadi, kami dapat memperkirakan flu akan beredar bersama COVID- 19 musim dingin ini. Kami terkejut bahwa risiko kematian lebih dari dua kali lipat ketika orang terinfeksi oleh virus flu dan COVID-19. Sekarang sangat penting bagi orang-orang untuk mendapatkan vaksinasi penuh dan dikuatkan terhadap kedua virus, dan tidak membiarkannya sampai sudah terlambat,” saran dia.

Dr. Geert Groeneveld, dokter di departemen penyakit menular Leiden University Medical Center, menambahkan, memahami konsekuensi dari infeksi ganda SARS-CoV-2 dan virus pernapasan lainnya sangat penting karena berdampak pada pasien, rumah sakit, dan kapasitas ICU selama musim yang SARS-CoV-2 dan influenza bersirkulasi bersama.

Peter Openshaw, Profesor Kedokteran Eksperimental di Imperial College London, berpendapat bahwa terinfeksi lebih dari satu virus tidak terlalu umum, tetapi penting untuk menyadari bahwa koinfeksi memang terjadi. “Vaksin yang melindungi terhadap COVID-19 dan flu berbeda, dan orang membutuhkan keduanya. Cara kedua infeksi ini diobati juga berbeda sehingga penting untuk menguji virus lain bahkan ketika Anda memiliki diagnosis pada seseorang yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi pernapasan. Penemuan terbaru oleh konsorsium ISARIC ini lagi menambahkan secara signifikan untuk meningkatkan cara kita mengelola pasien,” pungkasnya. (BS)