Berandasehat.id – India mengkritik tajam studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengklaim virus corona membunuh empat juta orang secara nasional. Analisis terbaru menunjukkan jumlah kematian akibat pandemi (yang dilaporkan) dinilai terlalu rendah.

The New York Times melaporkan pekan lalu bahwa New Delhi telah menghentikan rilis penelitian tersebut setelah memperdebatkan bahwa jumlah kematian sebenarnya di India delapan kali lebih tinggi dari angka resmi.

Kesimpulan tersebut sesuai dengan angka serupa oleh The Lancet bulan lalu dan studi Februari 2022 di jurnal Science yang menghitung jumlah kematian COVID setidaknya 3,2 juta.

Ilustrasi pandemi Covid (dok. istimewa)

Tetapi kementerian kesehatan India mengatakan dalam sebuah pernyataan akhir pekan bahwa pemodelan matematika WHO tentang pandemi itu ‘dipertanyakan’ dan ‘tidak terbukti secara statistik’.

Beberapa kekhawatiran diajukan ke badan kesehatan global atas laporan tersebut, termasuk apa yang dikatakan kementerian sebagai asumsi ‘aneh’ tentang hubungan antara suhu yang lebih rendah dan kematian bulanan.

India telah berbagi kekhawatirannya melalui beberapa komunikasi dan pertemuan formal sejak November 2021. “Tanggapan yang memuaskan belum diterima dari WHO,” menurut kementerian terkait.

Pejabat India sebelumnya telah memperdebatkan metodologi di balik studi The Lancet and Science yang juga menemukan angka kematian yang jauh lebih tinggi. Angka resmi India menunjukkan 520.000 kematian COVID secara nasional, yang masih menjadi korban satu negara terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil.

India dilanda wabah COVID yang menghancurkan tahun lalu yang menyebabkan ribuan orang meninggal setiap hari pada puncaknya, membanjiri rumah sakit dan krematorium, demikian laporan AFP.(BS)