Berandasehat.id – Wabah hepatitis akut di seluruh dunia pada anak-anak setidaknya telah mencapai hampir 200 kasus di 16 negara. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi lebih dari 20 kasus parah di Amerika Serikat, khususnya di Alabama, Delaware, Illinois, New York, dan Carolina Utara. Di Wisconsin, satu bayi meninggal karena penyakit itu. Dari kasus di seluruh dunia, 17 membutuhkan transplantasi/cangkok hati.
Sementara hepatitis parah dengan gagal hati akut jarang terjadi pada anak-anak yang sehat, pertahanan terbaik saat ini terhadap kasus langka saat ini adalah informasi.
Hepatitis adalah peradangan hati dan dapat disebabkan oleh infeksi, gangguan autoimun, atau pengobatan. “Kondisi yang muncul di benak kebanyakan orang adalah hepatitis A, B, atau C,” kata Michael Klatte, MD, Kepala Divisi Penyakit Menular di Rumah Sakit Anak Dayton di Ohio dilaporkan WebMD. “Itu adalah infeksi virus spesifik yang dapat menyebabkan hepatitis.”

Kasus hepatitis dapat memiliki berbagai gejala, termasuk mual, muntah, sakit perut, urin berwarna gelap, perubahan warna kuning pada kulit dan/atau mata (jaundice), demam, dan kelelahan.
“Sebagian besar anak dalam kasus hepatitis yang dilaporkan menunjukkan gejala gastrointestinal seperti muntah, diare, dan sakit perut,” kata Profesor Pediatri Norberto Rodriguez-Baez di University of Texas Southwestern Medical Center.
“Gejala-gejala ini diikuti dengan perkembangan penyakit kuning,” imbuh Norberto Rodriguez-Baez. “Menariknya, demam tidak digambarkan sebagai gejala umum dalam kasus ini. Selain itu, semua anak sebelumnya sehat.”
Ketika anak-anak (atau orang dewasa) datang ke dokter dengan masalah hati, ahli hepatologi akan menelusurinya.
Spesialis hati akan menguji infeksi, serta penyakit genetik dan autoimun, demikian disampaikan Ryan Fischer, MD, Kepala Bagian Hepatologi & Transplantasi di Children’s Mercy di Kansas City, MO. “Kami juga bertanya dan mengirim uji laboratorium untuk mengungkap potensi racun atau obat-obatan yang berhubungan dengan masalah hati. Dalam beberapa kasus hepatitis berat, kami tidak pernah menemukan penyebabnya.”
Dengan kumpulan kasus hepatitis pada anak-anak saat ini, para peneliti sedang mengerjakan teori bahwa penyebabnya adalah adenovirus, yang biasanya bersirkulasi setiap musim semi hingga musim gugur.
Tak satu pun dari penyebab virus yang biasa – hepatitis A, B, C, dan E – telah ditemukan menginfeksi anak-anak dalam wabah saat ini. Sebaliknya, dokter telah menemukan satu jenis adenovirus, yakni tipe 41, di sekitar setengah dari kasus di seluruh dunia.
Adenovirus menyebar melalui tetesan pernapasan, kontak pribadi yang dekat, dan melalui benda-benda yang disentuh orang, seperti peralatan atau furnitur.
Lebih dari 50 jenis adenovirus dapat menginfeksi manusia. Yang paling umum biasanya menyebabkan penyakit pernapasan, tetapi beberapa juga menyebabkan gejala di usus, yang telah menjadi tema dalam kasus yang mengarah ke hepatitis parah.
“Hubungan sebenarnya antara infeksi adenovirus dan kasus hepatitis akut parah pada anak-anak ini saat ini sedang diselidiki,” kata Rodriguez-Baez dari UT Southwestern Medical Center.
Ada laporan kasus sebelumnya tentang adenovirus tipe 41 yang menyebabkan hepatitis pada anak-anak dengan gangguan kekebalan, tetapi dokter belum melihatnya menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang sehat.
Saat penelitian berlanjut, para ilmuwan melihat masalah kesehatan lain sebagai kemungkinan penyebabnya, termasuk infeksi COVID sebelumnya.
Di AS, tidak ada anak yang terkena COVID-19 yang mereka ketahui, kata Rodriguez-Baez. “Beberapa pasien di Inggris memiliki COVID, tetapi hubungan yang sebenarnya antara virus dan hepatitis akut belum ditetapkan,” ujarnya.
Rodriguez-Baez menambahkan, kasus-kasus tersebut tampaknya tidak terkait dengan vaksinasi COVID-19, karena anak-anak belum mendapatkan vaksin tersebut.
Yang Harus Diketahui Orang Tua
Setiap kali penyakit menyebar yang dapat menyebabkan konsekuensi parah pada anak-anak, orang tua harus waspada.
Meskipun pengujian untuk beberapa virus tersedia, namun tidak layak untuk melakukan pengujian secara luas setiap kali seorang anak sakit. Bahkan sekarang, kebanyakan dokter hanya menguji adenovirus jika seorang anak cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit.
“Hepatitis parah yang menyebabkan gagal hati sangat jarang terjadi,” kata Klatte dari Rumah Sakit Anak Dayton. “Diagnosis adenovirus seharusnya tidak membuat kita secara refleks khawatir hal itu akan menyebabkan komplikasi langka ini.”
“Pengobatan untuk hepatitis terkait adenovirus sebagian besar tetap bisa diharapkan,” kata Fischer dari Children’s Mercy. “Hati mampu sembuh total, dan kami tidak mengharapkan efek jangka panjang setelah pemulihan.”
Dalam kasus hepatitis berat, beberapa obat dapat membantu, tergantung pada penyebabnya. Apabila pengobatan tidak membantu, ada situasi di mana transplantasi hati diperlukan untuk menghindari kematian. “Dari 500-600 transplantasi hati yang dilakukan pada anak-anak setiap tahun di Amerika Serikat, sekitar 10% dilakukan karena hepatitis parah yang menyebabkan gagal hati akut. Kita perlu melihat bagaimana kasus-kasus saat ini mempengaruhi angka-angka tipikal itu. Kami belum melihat cukup data untuk mengetahui apakah angka-angka itu akan berubah,” ujar Fischer.
Rodriguez-Baez menambahkan, orang tua harus menyadari gejala dan menghubungi dokter jika muncul masalah pada anak. (BS)