Berandasehat.id – Beralih dari tata laksana perawatan ‘satu ukuran cocok untuk semua’ memiliki potensi besar untuk mengubah perawatan bagi penyandang diabetes tipe 2, demikian simpulan sebuah penelitian Universitas Dundee.

Para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas Dundee bekerja sama dengan Universitas Exeter, telah menetapkan cara untuk menentukan bagaimana orang dengan diabetes tipe 2 berbeda satu sama lain, dan bagaimana variasi klinis di antara mereka mempengaruhi risiko jangka panjang dan respons terhadap pengobatan.

Studi ini menganalisis data dari lebih dari 23.000 orang dengan diabetes tipe 2, menggunakannya untuk mengembangkan cara baru guna memvisualisasikan berapa banyak orang dengan diabetes tipe 2 berbeda satu sama lain berdasarkan sembilan karakteristik klinis.

Ilustrasi timbangan (dok. istimewa)

Penelitian, yang dilakukan berkolaborasi dengan Madras Diabetes Research Foundation, telah diterbitkan di Nature Medicine.

“Secara klinis, kita perlu beralih dari pendekatan satu ukuran untuk semua dalam merawat pasien diabetes tipe 2 dan menemukan cara yang lebih tepat dalam perawatan mereka,” kata Ewan Pearson, profesor kedokteran diabetes di Dundee dikutip dari laman MedicalXpress.

“Studi kami menunjukkan bagaimana kita dapat melihat seorang penyandang diabetes tipe 2 dan menggambarkan secara intuitif alasan utama mereka menderita diabetes dan menggunakannya untuk mengelola penyakit dengan lebih baik untuk mengurangi risikonya,” imbuh Pearson.

Pearson menambahkan, bayangkan tiga wanita didiagnosis dengan diabetes tipe 2 pada usia 60 tahun. Satu mungkin hanya sedikit kelebihan berat badan dan telah mengembangkan diabetes karena berkurangnya produksi insulin dari pankreas. Dia akan mengalami perkembangan diabetes yang lambat dan risiko komplikasi yang lebih rendah.

Yang kedua, mungkin memiliki tekanan darah tinggi dan lebih rentan terhadap komplikasi mata. Sedangkan yang ketiga mungkin sangat kelebihan berat badan dengan lemak darah tinggi dan lebih tahan terhadap efek insulin, yang berarti dia akan berada pada peningkatan risiko penyakit jantung. 

“Mereka semua memiliki diabetes tipe 2 tetapi untuk alasan yang sangat berbeda dan dengan profil yang sangat berbeda, artinya bahwa perawatan yang berbeda dapat menghasilkan hasil yang lebih baik, tergantung pada keadaan mereka,” terang Pearson.

Lebih dari 4 juta orang di Inggris menderita diabetes tipe 2, dengan komplikasi yang timbul dari kondisi tersebut termasuk penyakit jantung dan ginjal yang mengancam jiwa. Diabetes  tercatat merupakan penyebab terbesar kebutaan dan amputasi di Inggris.

Anand Nair, analis utama pada studi Dundee, mengatakan diabetes tipe 2 adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh banyak mekanisme berbeda.

“Beberapa orang mengembangkan diabetes tipe 2 karena mekanisme yang berbeda dari yang lain dan karena itu dapat berbeda secara dramatis dalam karakteristik klinis mereka, seperti berat badan, lemak darah, tekanan darah atau gen mereka. Pendekatan baru ini membantu menyederhanakan kompleksitas ini untuk dokter dan pasien,” tutur Anand Nair.

John Dennis, dari Fakultas Kedokteran Universitas Exeter, yang mendukung penelitian tersebut mengakui saat ini, dokter berada dalam posisi sulit untuk membuat keputusan yang berdampak pada kesehatan pada diabetes tipe 2 berdasarkan bukti yang sangat sedikit. “Temuan kami, dengan menggunakan ilmu data mutakhir yang diterapkan pada data kesehatan Inggris, dapat memberikan informasi yang lebih dipersonalisasi untuk mendukung perawatan klinis orang dengan diabetes tipe 2,” terangnya. (BS)