Berandasehat.id – Seorang pria Beijing telah ‘menyeret’ ribuan tetangganya di karantina setelah dia mengabaikan perintah untuk tinggal di rumah dan kemudian dinyatakan positif COVID. Hal itu juga mendorong penyelidikan polisi.
Ibu kota Cina telah memerintahkan ratusan ribu penduduk untuk tinggal di rumah selama lima minggu terakhir untuk mengekang wabah virus corona terbesar sejak awal pandemi.
Para pejabat mengatakan pada Minggu (29/5/2022) seorang pria berusia 40-an yang bermarga Sun telah gagal mengikuti persyaratan untuk mengisolasi diri setelah dia mengunjungi pusat perbelanjaan yang dianggap berisiko tinggi. “Selama masa isolasi di rumah, dia keluar berkali-kali dan berjalan di lingkungan sekitar,” kata pejabat keamanan publik Beijing, Pan Xuhong dikutip AFP.

Sun dan istrinya kemudian dinyatakan positif, mendorong pihak berwenang untuk mengunci 5.000 tetangga mereka di rumah dan mengirim 250 ke pusat karantina pemerintah.
Ha itu terjadi ketika pembatasan virus mulai dilonggarkan di Beijing pada Senin lalu: Pihak berwenang membuka kembali taman, museum dan bioskop dan menyatakan wabah sudah terkendali.
Cina terikat dengan strategi penguncian keras demi tujuan ‘nol-COVID’ dan melakukan pengujian massal, serta periode karantina yang panjang untuk menghapus kluster saat wabah muncul.
Ada hukuman berat untuk pelanggar aturan dan Sun sekarang berada di bawah penyelidikan polisi.
Klaster yang dipicu Omicron di Beijing telah mendorong lebih dari 1.700 infeksi sejak akhir April, jumlah yang kecil menurut standar global tetapi mengganggu pendekatan kaku Cina terhadap virus tersebut. Jumlah kasus telah menurun tajam dalam seminggu terakhir.
“Tidak ada kasus baru yang ditemukan di masyarakat (di luar pusat karantina) selama dua hari,” kata Xu Hejian, juru bicara pemerintah Beijing, Minggu. “Situasinya stabil dan membaik tetapi risiko rebound (naik lagi) masih ada.”
Sebagian besar layanan bus, kereta bawah tanah, dan taksi di tiga distrik terpadat di ibu kota beroperasi kembali Senin dan jutaan orang disuruh kembali bekerja.
Beberapa praktisi tai chi dan penduduk setempat tampak menikmati cuaca yang sejuk di taman pusat kota yang dibuka kembali.
Sekolah tetap ditutup dan Beijing masih memerlukan tes negatif COVID untuk memasuki fasilitas umum, termasuk supermarket.
Pusat komersial Cina, Shanghai, telah mengumumkan rencana untuk membuka kembali bisnis mulai 1 Juni, hampir dua bulan setelah semua aktivitas ekonomi terhenti akibat penguncian seluruh kota.
Kota itu akan menghilangkan pembatasan yang tidak masuk akal dan meninggalkan sistem persetujuan untuk pekerjaan dan produksi oleh perusahaan,” cetus Wakil Walikota Wu Qing dalam temu media yang dihelat Minggu (29/5/2022).
Wu mengumumkan sejumlah langkah untuk menopang ekonomi Shanghai yang dilanda virus, termasuk memotong pajak properti, mensubsidi gas dan listrik untuk bisnis dan memerintahkan bank untuk meminjamkan lebih banyak kepada usaha kecil dan menengah.
Warga yang diizinkan meninggalkan rumah selama beberapa jam terlihat memotong rambut dan pijat di trotoar pada akhir pekan saat Shanghai perlahan mulai dibuka kembali.
Kota itu melaporkan 66 infeksi pada Senin (30/5/2022), sementara Beijing 12. (BS)