Berandasehat.id – Diperkirakan dua juta orang di Inggris, yang mewakili sekitar tiga persen dari populasi, telah melaporkan mengalami gejala COVID yang menetap alias Long COVID, demikian ditunjukkan statistik resmi yang dirilis Rabu (1/6/2022).

Sekitar 1,4 juta dari responden mengatakan pertama kali terinfeksi COVID-19, atau diduga memiliki virus, setidaknya 12 minggu sebelumnya, menurut Kantor Statistik Nasional (ONS). Juga ditemukan 826.000 dari responden pertama kali memiliki virus corona setidaknya setahun sebelumnya, sementara 376.000 mengatakan mereka terinfeksi pertama kali setidaknya dua tahun sebelumnya.

Angka-angka ONS didasarkan pada laporan orang-orang yang terkena Long COVID dari sampel perwakilan rumah tangga pribadi dalam empat minggu hingga 1 Mei.

Ilustrasi penyintas Covid (dok. istimewa)

Kelelahan adalah gejala yang paling umum, dialami oleh 55 persen dari mereka yang melaporkan sendiri gejala Long COVID, diikuti oleh sesak napas (32 persen), batuk (23 persen) dan nyeri otot (23 persen).

Data ONS menyebut, proporsi terbesar responden dengan Long COVID adalah berusia 35 hingga 69 tahun, perempuan, mereka yang tinggal di daerah yang lebih miskin dan yang bekerja dalam profesi tertentu seperti perawatan sosial, pengajaran dan pendidikan atau perawatan kesehatan.

Mereka yang memiliki kondisi kesehatan atau disabilitas lain yang membatasi aktivitas juga lebih umum di antara penderita COVID dalam durasi lama.

Inggris, yang merupakan salah satu negara yang paling parah terkena dampak pandemi, telah melonggarkan semua pembatasan tahun ini karena kasus dan penerimaan rumah sakit telah turun seiring dengan tingkat vaksinasi yang relatif tinggi.

Negara berpenduduk sekitar 67 juta orang itu telah mencatat hampir 18,8 juta kasus, dan hampir 178.000 kematian akibat virus tersebut, sejak menyerang lebih dari dua tahun lalu.

Penilaian ONS menemukan hampir sepertiga dari dua juta orang yang melaporkan gejala jangka panjang pertama kali memiliki COVID, atau diduga mereka memilikinya, selama gelombang Omicron yang dimulai akhir tahun lalu.

Jumlahnya mengikuti penelitian Inggris lainnya yang diterbitkan pada bulan April yang menunjukkan bahwa hanya sekitar seperempat orang yang benar-benar pulih dari COVID setahun penuh setelah dirawat di rumah sakit karena penyakit tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institute for Health and Care Research yang melibatkan lebih dari 2.300 orang, juga menemukan bahwa wanita 33 persen lebih kecil kemungkinannya untuk pulih sepenuhnya dibandingkan pria, demikian laporan AFP. (BS)