Berandasehat.id – Praktisi kesehatan yang bergerak di bidang wellness tourism, Andry Edwin Dahlan, mengungkap hal menarik tentang kegiatan yang dilakukannya bersama komunitas terkait di Bali.
Sejak 2016, Andry memutuskan membuat perusahaan berskala UMKM untuk mengembangkan konsep lain dari medical tourism, yakni wellness tourism. “Wellness tourism kurang lebihnya merupakan wellbeing physical fitness, bertujuan supaya kualitas hidup atau kesehatan kita meningkat sehingga bisa mengupayakan sendiri proses peningkatan imunitas masyarakat agar tidak perlu ke rumah sakit,” terang Andry saat IG Live Zayed Sustainability Prize (ZSP) dan AsahKebaikan, baru-baru ini.
Konsep kesehatan yang dikembangkan Andry adalah hospital without the wall. “Orang tidak perlu ke rumah sakit tetapi dapat memanfaatkan alam melalui aktivitas wellbeing dan physical fitness. Baik itu olahraga, nutrisi, mindset/pola pikir, mental health sampai spiritual health untuk menjaga dan merawat kesehatan,” terangnya.

Belakangan dengan teman-temannya, Andry kerap melakukan riset untuk quality tourism yang lebih baik di Bali utara. “Mengapa Bali Utara, karena selama ini wisata yang maju di wilayah Bali selatan dan tengah. Padahal wilayah Bali utara cocok untuk quality tourism, yaitu health tourism atau wellness tourism,” tuturnya.
“Daerah Bali utara masih memiliki beragam flora fauna. Makanya kamu mulai bergerak di sana,” imbuh Andry.
Lebih lanjut Andry menuturkan, masyarakat setempat yang akan menggerakkan pariwisata diberikan pelatihan paradigma baru dengan design thinking bahwa jika lingkungan bersih dan sehat serta masyarakat memiliki pola hidup yang sehat, maka wisatawan akan datang ke tempat mereka. “Dengan begitu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kue wisata yang sedikit,” ujarnya.
Nantinya, sebut Andry, masyarakat akan menjadi guide dari para tamu. Untuk itu, masyarakat setempat perlu memiliki pola hidup sehat untuk menjadi medical advisor dari para tamu.
“Desa yang diriset adalah Desa Sudaji, Kabupaten Buleleng, Bali. Saat ini, desa tersebut dalam penilaian menuju 10 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia. Kami hanya mendesain mindset mereka (masyarakat) akan potensi di desa dan mencoba mendesain paradigma,” urai Andry.
Menarik mengikuti kiprah Andry yang mengikuti dampak positif bagi lingkungan, dia dan timnya berniat mengikuti kompetisi ZSP 2023 yang menawarkan dana hibah hingga miliaran rupiah bagi pemenang.
“Sudah terbayang di benak kami, akan banyak support yang bisa direalisasikan program di desa wisata, terutama untuk menjadi desa wisata kesehatan, jika bisa berkolaborasi,” ujar dokter lulusan Universitas Padjajaran menyampaikan harapan bila berhasil menjadi salah satu pemenang ZSP 2023.
Kesempatan sama, perwakilan ZSP Indonesia, Kamal Fitrianto menekankan, poin penting dalam kompetisi ZSP adalah parameter efek/dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat. “Poin pentingnya efek. Yang dilakukan itu benar-benar bermanfaat, meski mungkin hanya dalam skala kecil saja,’’ ujarnya. (BS)