Berandasehat.id – Menyikat gigi ternyata tak bisa sembarangan bila menginginkan hasil optimal. Sikat gigi dua kali saja belum dirasa cukup, terutama jika pemilihan waktunya salah.  Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkap sebanyak 94,7 persen masyarakat Indonesia sudah sikat gigi, namun hanya 2,8 persen saja yang waktunya pas.

Data menyebut, sebagian besar masyarakat sikat gigi ketika mandi. Hal ini sebenarnya kurang pas, mengingat waktu yang pas menyikat gigi adalah setelah sarapan dan malam sebelum tidur.

Masih berdasarkan data  Riskesdas, 95 persen masyarakat mengatakan tidak mengunjungi dokter gigi dalam setahun terakhir dengan berbagai alasan.

Ilustrasi sikat gigi (dok. istimewa)

Umumnya masyarakat datang ke dokter gigi saat timbul masalah, misalnya gigi terasa sakit, demikian  disampaikan oleh Head of Professional Marketing Beauty and Personal Care Unilever Indonesia, drg Ratu Mirah Afifah GCClinDent MDSc, dalam temu media di fasilitas Pepsodent Dental Expert Center di Jakarta Barat, baru-baru ini.

Mirah menyebut, data Riskesdas juga mengatakan jika 57 persen masyarakat Indonesia punya masalah di rongga mulut. Sayangnya hanya 10,2 persen yang datang ke dokter gigi. “Penyebab dari keengganan masyarakat enggan ke dokter gigi pun bermacam-macam, salah satunya karena pandemi Covid-19,” ujarnya.

Kesempatan sama, spesialis prosthodontics dr Andy Wirahadikusumah, Sp Pros mendorong masyarakat untuk kontrol rutin ke dokter gigi, dan tidak menunggu sampai gigi sakit. “Lakukan kontrol rutin tiap 6 bulan sekali, jangan tunggu sakit,” ujarnya.

“Kalau sudah sakit gigi, biasanya masalah sudah cukup kronis. Jadi untuk pengobatan dan perawatan lebih kompleks, butuh banyak kunjungan, biaya lebih mahal dan tinggi,” tutur Andy.

Selain sikat gigi di waktu yang tepat, cara menyikat gigi juga penting. “Lakukan sikat gigi dengan baik dan benar. Caranya dengan menyikat setiap sela pada gigi dan dilakukan secara perlahan agar tidak menyakiti gusi,” saran Andy. 

Lama waktu gosok gigi idealnya 2 sampai 3 menit. Setelah itu disarankan juga untuk memakai benang gigi (dental floss( guna menyingkirkan sisa makanan pada sela gigi lebih kecil yang tidak terjangkau dengan sikat. “Mungkin di Indonesia masih tidak populer pakai benang gigi, tapi itu sangat membantu. Karena kadang ada tempat yang tidak terjangkau dengan sikat gigi,” terang Andy.

Keengganan masyarakat kontrol kesehatan gigi dan mulut juga terkait biaya. Namun masyarakat saat ini bisa menerima layanan konsultasi gratis dengan dokter gigi melalui layanan teledentistry yang disiapkan Pepsodent. 

“Layanan tersebut bisa diakses melalui pesan whatsApp di nomor 0878-8876-8880. Bisa pula dengan dengan memindai QR code pada kemasan produk Pepsodent Pencegah Gigi Berlubang,” ujar Mirah.

Usai memindai QR code tersebut, setiap konsumen dapat langsung mengakses layanan teledentistry ‘Tanya Dokter by Pepsodent’ kapan saja ketika diperlukan. (BS)