Berandasehat.id – Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan penurunan COVID-19 yang terus berlanjut merupakan tren yang sangat menggembirakan. Namun, dia memperingatkan bahwa pandemi belum berakhir dan mendesak untuk berhati-hati, bahkan ketika banyak negara telah menanggalkan protokol virus corona dan beralih ke upaya untuk hidup berdampingan dengan virus alias memasuki fase endemi.
Tedros mencatat bahwa 18 bulan setelah program imunisasi virus corona massal pertama dimulai di negara-negara kaya, 68 negara di seluruh dunia belum melindungi 40% rakyatnya. “Sementara vaksin yang cukup sekarang tersedia, permintaan telah turun,” ujarnya.

“Persepsi bahwa pandemi telah berakhir dapat dimengerti, tetapi salah arah,” kata Kepala WHO. “Varian baru dan bahkan lebih berbahaya dapat muncul kapan saja, dan sejumlah besar orang tetap tidak terlindungi.”
Laporan pandemi WHO mencatat bahwa kasus mingguan baru naik 19% di Timur Tengah dan naik tipis 1% di Asia Tenggara, sementara turun di tempat lain. Jumlah kematian meningkat 7% di Pasifik Barat dan turun di tempat lain di dunia minggu lalu.
WHO sebelumnya telah mencatat bahwa jumlah kasus COVID-19 mungkin terlalu rendah dan bergantung pada strategi pengujian dan pelaporan tiap negara. Pekan lalu, Kepala Kedaruratan WHO Dr Michael Ryan mengatakan wabah COVID-19 di Korea Utara semakin parah, bukan membaik.
Meskipun banyak tawaran bantuan, termasuk vaksin, Korea Utara belum menerima tawaran bantuan dari WHO dan belum membagikan informasi lebih rinci tentang bagaimana wabah berkembang di sana, demikian laporan AP. (BS)