Berandasehat.id – Ledakan kasus cacar monyet baru-baru ini di negara-negara di mana infeksi sebelumnya tidak menyebar, ditambah dengan pandemi COVID-19, telah menguatkan kenaikan ancaman virus yang muncul di abad ke 21.
Suatu penyakit menular digambarkan muncul di kancah global ketika agen infeksinya telah berubah menjadi lebih menular atau lebih berbahaya atau ketika menyebar dengan cepat melalui wilayah baru.

Berikut sejumlah penyakit menular yang muncul di abad 21 dan meminta korban yang tidak sedikit:
1. COVID-19
COVID disebabkan oleh virus corona baru, SARS-CoV-2, yang muncul pada akhir 2019 di Cina sebelum menyebar ke seluruh dunia, menewaskan lebih dari 6,2 juta orang menurut penghitungan hingga akhir Mei 2022 oleh Universitas Johns Hopkins AS.
Meski vaksin yang tersedia dengan cepat dinilai mampu memperlambat laju pandemi, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada 14,9 juta total kelebihan kematian global yang terkait langsung atau tidak langsung dengan COVID.
WHO mengatakan sejauh ini masih menyelidiki asal-usul COVID, tetapi bukti terkuat masih seputar penularan zoonosis yaitu ketika virus berpindah dari hewan ke manusia.
2. MERS
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) terdeteksi pertama kali pada 2012 di Arab Saudi. Ini adalah penyakit virus pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus baru yang ditularkan melalui unta.
Meskipun memiliki tingkat penularan yang rendah antara manusia, MERS menyebabkan kematian pada sepertiga kasus. Hitungan resmi terakhir WHO yang diterbitkan pada September 2019 menyebutkan bahwa lebih dari 850 orang telah meninggal akibat MERS.
3. SARS
Sindrom pernafasan akut yang parah (SARS), juga merupakan virus corona, muncul di Cina selatan pada akhir tahun 2002. Diyakini telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui musang, yakni mamalia yang dagingnya dijual di pasar Cina.
SARS menyebabkan bentuk pneumonia akut dan memiliki tingkat kematian 9,5 persen. Wabah dua dekade lalu menyebar ke sekitar 30 negara, menewaskan 774 orang, sebagian besar di Cina.
4. Ebola
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di Republik Demokratik Kongo (saat itu Zaire), virus tersebut – yang inang alaminya adalah kelelawar – sejak saat itu memicu serangkaian epidemi di Afrika, menewaskan sekitar 15.000 orang.
Epidemi terburuk di Afrika Barat antara 2013 dan 2016 menewaskan lebih dari 11.300 saja. Kongo telah mengalami lebih dari selusin epidemi, yang paling mematikan menewaskan 2.280 orang pada tahun 2020.
5. Marburg
Pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 di Jerman dan bekas Yugoslavia setelah penelitian pada monyet hijau Afrika yang diimpor, virus Marburg berasal dari keluarga yang sama dengan Ebola dan menyebabkan kematian sekitar satu dari dua orang yang terinfeksi. Wabah terburuk menewaskan 329 orang di Angola pada 2005.
6. Zika, chikungunya, demam berdarah
Ketiga virus ini menghasilkan gejala mirip flu dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Kasus meledak pada awal 2000-an bersamaan dengan lonjakan populasi nyamuk harimau.
Virus zika, pertama kali ditemukan pada tahun 1947 pada seekor monyet di Uganda, menyebabkan epidemi pertamanya di Mikronesia pada tahun 2007 sebelum meledak di Amerika Latin pada tahun 2015, terutama di Brazil.
Bahaya besar dari virus ini adalah kelainan bentuk yang serius pada bayi dari ibu yang terinfeksi selama kehamilan.
Chikungunya menyebar di Afrika dari tahun 2004 dan mencapai Samudra Hindia serta Asia sebelum mencapai Karibia dari tahun 2013 sebelum wabah tahun 2015 di Amerika Latin. Virus ini menyebabkan demam dan nyeri sendi yang umumnya mereda setelah beberapa hari atau kadang-kadang berminggu-minggu.
Demam berdarah, yang terutama terjadi di daerah tropis dan sub-tropis, sering kali ringan, tetapi bisa berakibat fatal. Kasus yang dilaporkan ke WHO meningkat sepuluh kali lipat antara tahun 2000 dan 2020 dan penyakit ini telah menjadi endemik di lebih dari 100 negara di Afrika, Amerika Latin, Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik, demikian laporan AFP. (BS)