Berandasehat.id – Hingga kini SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih ada dan bahkan muncul varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan kenaikan kasus hampir mencapai 30.000 . Menurut data, sekira 41% virus ini ditemukan melalui jalur udara, mampu bereplikasi dalam saliva sebanyak 3,3 juta per mili liter dan mulut beserta nasofaring menjadi jalur utama sumber transmisi virus.
Kelompok pasien yang mendapat pengobatan standar dari pemerintah disertai dengan Povidone-Iodine (PVP-I) dan Iota-Carrageenan (IO) mengalami pengurangan gejala subyektif klinis seperti demam, sakit tenggorok, batuk kering, dan gangguan pengecapan sejak hari kedua penggunaan obat-obatan tersebut dibandingkan kelompok pasien yang hanya mendapatkan obat standar dari pemerintah.
Hal itu terungkap pada acara webinar bertajuk “Uji Klinis Povidone-Iodine dan Iota-Carrageenan pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet” yang disampaikan oleh Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS., Sp.PM., Ph.D. di acara Jakarta Great Dentistry, 16 Juli 2022.

Uji klinis Povidone-Iodine dan Iota-Carrageenan pada pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet merupakan riset independen yang dilakukan oleh tim peneliti lintas institusi edukasi dan kesehatan, yakni Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp,PM, PhD – Universitas Trisakti; drg. Iwan Dewanto, MM., Ph.D – Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; dr. Ahmad Hidayat, Grad. Dipl. Safety Sc, M.Sc – Lembaga Riset IDI; drg. Indrayadi Gunardi, Sp.PM – Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti; dan dr. Putro Setyobudyo: Dokter Umum RSDC Wisma Atlet.
“Uji klinis ini dilakukan dengan harapan dapat membuktikan manfaat PVP-I dan IO dalam mengurangi gejala klinis subjektif yang berhubungan dengan infeksi SARS-CoV-2,” terang Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS., Sp.PM., Ph.D., Guru Besar Ilmu Penyakit Mulut, Universitas Trisakti.
Pemilihan PVP-I didasari bukti-bukti keunggulan antara lain punya spektrum luas untuk melawan patogen oral termasuk bakteri, jamur, dan virus, ada banyak penelitian terkait manfaat PVP-I pada virus2 lain seperti MERS, SARS-Cov, hingga flu burung, serta dapat menurunkan keparahan dan mempercepat penyembuhan pada kasus-kasus infeksi saluran respiratori atas seperti flu dan tonsilofaringitis.
Selain itu, PVP-I mampu membunuh 99,99% virus SARS CoV-2 dalam 30 detik (studi in vitro oleh Duke-National University Singapore). Juga, pemakaian PVP-I dalam mulut dan hidung dengan konsentrat tertentu dinyatakan aman hingga pemakaian 5 bulan.
Sementara itu, Iota-Carrageenan memiliki kemampuan untuk membungkus virus di saluran hidung sehingga mencegahnya untuk menuju mukosa mulut dan tidak berpenetrasi. Tidak berpenetrasi berarti tidak dapat bereplikasi dan tidak akan mampu menginfeksi. Dari berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa dapat menurunkan gejala flu dengan mempercepat menjadi hanya 2 hari.
Uji klinis ini menggunakan metode Single Blind Randomized dengan persetujuan dari semua subjek. Pasien yang direkrut adalah yang dirawat di RSDC periode September – Oktober 2020 sebanyak 89 pasien memenuhi kriteria studi dengan usia lebih dari 18 tahun dan durasi perawatan tidak lebih dari 3 minggu.
Subjek dibagi dalam 2 kelompok yaitu: Kelompok A terdiri 45 pasien yang menerima pengobatan standar dari pemerintah ditambah Betadine Mouthwash and Gargle dengan 1% PVP-I untuk digunakan 6x sehari selama 14 hari dan Betadine Cold Defence Nasal Spray dengan Iota Carrageenan untuk digunakan 3x sehari selama 7 hari. Kelompok B yaitu 44 pasien yang hanya menerima obat-obatan dari pemerintah.
Prof Rahmi menyebut, anosmia, batuk kering, batuk berdahak, demam dan sakit kepala adalah 5 gejala yang paling sering dikeluhkan baik oleh pasien di Kelompok A ataupun B. “Setelah 8 hari terlihat perbandingan hasil signifikan di kelompok A dan B dimana pada Kelompok A, gejala pada pasien mulai menurun pada hari ke-2 hingga ke-14 dengan tingkat penurunan sebesar 91,88%. Sedangkan pada Kelompok B, gejala pada pasien menurun pada hari ke-8 sebesar 48,87%,” terangnya.
Hasil juga menunjukkan bahwa pasien di Kelompok A rata-rata dalam waktu 5-6 hari sudah dinyatakan negatif. Penurunan gejala ini terjadi karena subjek di Kelompok A menerima PVP-I dan Iota-Carrageenan bersamaan dengan obat-obatan dari pemerintah.
Dengan demikian, sebut Prof Rahmi, nasofaring yang merupakan reservoir virus diserang dari berbagai sisi. Penurunan ini juga dipengaruhi sifat virus SARS-CoV-2 yang otomatis akan berkurang kemampuan replikasinya dalam waktu 14 hari.
Studi menyimpulkan, penggunaan PVP-I kumur 6x sehari dan Iota-Carrageenan dalam bentuk semprot hidung 3x sehari terbukti mampu mengurangi gejala klinis subjektif yang termasuk dalam kategori ringan.
“Uji klinis ini akan lebih baik jika dapat dilakukan dengan jumlah pasien yang lebih banyak dan dapat memantau viral load setiap harinya untuk mendapatkan angka spesifik yang lebih spesifik,” imbuh Prof Rahmi.
Riset ini juga telah dipublikasikan di Tekiyo Medical Journal Vol 44, issue 05, Oktober 2021 dan diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya untuk mengungkapkan efikasi/khasiat PVP-I dan Iota-Carrageenan mencegah sekaligus mengobati gejala SARS-CoV-2. (BS)