Berandasehat.id – SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19,  memicu berbagai gejala klinis, termasuk sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) yang berpotensi fatal. Sebuah studi oleh Kirsty Short di University of Queensland, Queensland, Australia, dan koleganya yang diterbitkan di jurnal akses terbuka PLOS Biology 1 Agustus 2022,  menunjukkan epitel hidung (lapisan hidung) anak-anak menghambat infeksi dan replikasi galur leluhur virus SARS-CoV-2 dan varian Delta, tetapi bukan varian Omicron.

Anak-anak memiliki tingkat infeksi COVID-19 yang lebih rendah dan gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa. Namun, faktor-faktor yang mendorong resistensi anak-anak terhadap infeksi COVID-19 tidak diketahui. 

Untuk lebih memahami infeksi yang lebih rendah dan replikasi virus SARS-CoV-2 leluhur pada anak-anak, para peneliti menganalisis sampel sel epitel hidung primer (NEC) dari 23 anak sehat berusia 2-11 dan 15 orang dewasa sehat berusia 19-66 di Australia. Tim peneliti mengekspos sel orang dewasa dan anak-anak ke SARS-CoV-2 dan kemudian mengamati kinetika infeksi dan tanggapan antivirus pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa, demikian dilaporkan MedicalXpress.

Ilustrasi anak terkena flu (dok. istimewa)

Para peneliti menemukan bahwa leluhur SARS-CoV-2 bereplikasi kurang efisien dan dikaitkan dengan respons antivirus yang meningkat pada sel epitel hidung anak-anak. Tingkat replikasi virus yang lebih rendah ini juga diamati pada varian Delta, tetapi bukan varian Omicron yang lebih baru. 

Namun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil, sehingga studi klinis di masa mendatang akan diperlukan untuk memvalidasi temuan awal ini pada populasi yang lebih besar dan untuk menentukan peran faktor lain, seperti antibodi dalam melindungi anak-anak dari infeksi SARS-CoV-2. Selain itu, perlindungan pediatrik/anak-anak dari varian yang muncul belum dihitung.

“Kami telah memberikan bukti eksperimental pertama bahwa epitel hidung anak mungkin memainkan peran penting dalam mengurangi kerentanan anak-anak terhadap SARS-CoV-2. Data menunjukkan bahwa epitel hidung anak-anak berbeda dan hal itu mungkin memberi anak-anak beberapa tingkat perlindungan dari leluhur SARS-CoV-2,” terang peneliti. (BS)