Berandasehat.id – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan satu juta orang telah meninggal karena COVID-19 pada tahun 2022, menyebut jumlah itu sebagai ‘tonggak tragis’ ketika semua alat  dan fasilitas tersedia untuk mencegah kematian.

Hampir 6,45 juta kematian telah dilaporkan ke WHO sejak virus itu pertama kali terdeteksi di Cina pada akhir 2019.

Tetapi Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mempertanyakan apakah dunia benar-benar berada di puncak pandemi  sejauh ini. “Minggu ini kita melewati tonggak tragis dari satu juta kematian yang dilaporkan sepanjang tahun ini,” kata Tedros dalam temu media yang dhelat Kamis (25/8/2022) dikutip dari AFP.

“Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita sedang belajar untuk hidup dengan COVID-19 ketika satu juta orang telah meninggal karena penyakit ini untuk tahun ini saja, ketika kita berada dalam pandemi selama dua setengah tahun dan memiliki semua alat yang diperlukan untuk mencegah kematian,” ujar Tedros.

Ilustrasi penyintas Covid (dok. istimewa)

Kepala WHO mendorong pemerintah semua negara untuk memperkuat upaya dalam memvaksinasi semua petugas kesehatan, orang tua dan orang-orang yang berisiko tinggi, menuju 70 persen cakupan vaksin untuk seluruh populasi.”

Tedros ingin semua negara telah memvaksinasi 70 persen populasi mereka pada akhir Jun 2022i. Namun 136 negara gagal mencapai target, 66 di antaranya masih memiliki cakupan di bawah 40 persen. “Sangat menyenangkan untuk melihat bahwa beberapa negara dengan tingkat vaksinasi terendah sekarang berhasil, terutama di Afrika,” kata Tedros.

Dia mengatakan hanya 10 negara yang memiliki cakupan kurang dari 10 persen, yang sebagian besar menghadapi keadaan darurat kemanusiaan. “Masih banyak yang harus dilakukan,” kata Tedros. “Sepertiga dari populasi dunia tetap tidak divaksinasi, termasuk dua pertiga petugas kesehatan dan tiga perempat orang dewasa yang lebih tua di negara-negara berpenghasilan rendah.”

“Semua negara di semua tingkat pendapatan harus berbuat lebih banyak untuk memvaksinasi mereka yang paling berisiko, untuk memastikan akses ke terapi yang menyelamatkan jiwa, untuk melanjutkan pengujian dan pengurutan, dan untuk menetapkan kebijakan yang disesuaikan dan proporsional untuk membatasi penularan dan menyelamatkan nyawa.”

Tragedi Kemanusiaan yang Nyata

Derrick Sim dari aliansi vaksin Gavi mengatakan satu juta kematian pada tahun 2022 adalah jumlah yang terlalu banyak. “Di balik setiap statistik adalah tragedi kemanusiaan yang sangat nyata, dan karena dunia berurusan dengan prioritas yang bersaing, kita tidak bisa mati rasa terhadap korban pandemi pada individu, keluarga, dan komunitas,” katanya.

Lebih dari 593 juta kasus kini telah dilaporkan ke badan kesehatan PBB. Meskipun tingkat pengujian telah turun tajam di banyak negara, sekitar setengah dari kasus tersebut dilaporkan tahun ini.

Varian Omicron menyumbang 99 persen sampel virus yang dikumpulkan dalam 30 hari terakhir yang telah diurutkan dan diunggah ke inisiatif sains global GISAID. Dari jumlah tersebut, kelompok BA.5 sub-varian Omicron tetap dominan secara global pada 74 persen.

“Ada peningkatan keragaman dalam garis keturunan keturunan BA.5, dengan mutasi tambahan di daerah spike dan non-spike,” pungkas WHO. (BS)