Berandasehat.id – Regulator obat Cina telah menyetujui vaksin COVID-19 inhalasi pertama di dunia, yang dibuat oleh produsen CanSino Biologics yang berbasis di Tianjin.

Administrasi Produk Medis Nasional memberikan lampu hijau terhadap vaksin untuk penggunaan darurat sebagai booster, menurut pernyataan perusahaan kepada Bursa Efek Hong Kong, Minggu (4/9/2022).

Perusahaan mengatakan, vaksin bebas jarum – yang dapat disimpan dan diberikan lebih mudah daripada suntikan intramuskular – akan diberikan melalui nebuliser.

“Persetujuan tersebut akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan jika vaksin tersebut selanjutnya dibeli dan digunakan oleh instansi pemerintah terkait,” bunyi pernyataan perusahaan.

Perusahaan tidak memberikan perincian tentang kapan vaksin vektor adenovirus akan tersedia untuk penggunaan umum. Tidak ada data terverifikasi atau tinjauan oleh kolega yang tersedia untuk umum tentang kemanjuran/khasiat vaksin baru.

Ilustrasi virus corona (dok. istimewa)

Para ilmuwan di beberapa negara termasuk Kuba, Kanada, dan Amerika Serikat juga sedang menguji coba vaksin COVID-19 yang dapat dihirup.

Cina sejauh ini telah menyetujui delapan vaksin suntik produksi lokal lainnya sejak 2020. Meski demikian, pihak berwenang negara itu belum memberikan lampu hijau untuk vaksin asing, termasuk suntikan mRNA yang diproduksi oleh Pfizer/BioNTech atau Moderna yang memiliki tingkat khasiat yang lebih baik dibandingkan dengan jenis vaksin lainnya.

Cina adalah satu-satunya ekonomi utama yang berpegang teguh pada kebijakan nol-COVID, yang sejauh ini mengganggu perjalanan dan bisnis.

Pejabat di seluruh negeri sekarang berada di bawah tekanan untuk mengekang penyebaran virus lokal menjelang pertemuan politik utama bulan depan.

Pusat teknologi selatan Shenzhen, dengan lebih dari 18 juta penduduk, memberlakukan penguncian akhir pekan di sebagian besar kota pada Sabtu silam, sementara lebih dari 21 juta orang di kota metropolitan barat daya Chengdu menjalani pengujian massal selama tiga hari berurutan.

Cina telah memberikan lebih dari 3,4 miliar suntikan COVID, menurut keterangan Komisi Kesehatan Nasional, tanpa memberikan rincian tentang persentase populasi yang divaksinasi, demikian AFP. (BS)

Advertisement