Berandasehat.id – Monkeypox atau cacar monyet menjadi salah satu penyakit yang banyak dibincangkan. Penyakit infeksi yang pertama kali ditemukan pada manusia di Afrika pada tahun 1970 ini disebabkan oleh virus monkeypox, yang masih satu keluarga dengan virus variola yang menyebabkan penyakit cacar dan virus vaccinia yang dipakai dalam vaksin cacar.

Disampaikan Medical Executive PT Kalbe Farma Tbk, dr. Johan Indra, monkeypox awalnya ditularkan ke manusia melalui hewan sejenis monyet, tikus, hamster, dan tupai yang berasal dari Afrika. “Penyakit ini menular melalui cairan tubuh, misalnya melalui kontak dengan luka, gigitan, atau dengan memakan daging hewan yang dimasak dengan tidak benar,” ujarnya dalam Instagram Live @ptkalbefarmatbk, baru-baru ini.

Namun, penyakit ini juga menular dari manusia ke manusia, dengan berbagai cara penularan. Johan menyebut, kontak langsung seperti bersentuhan dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi, misalnya cairan luka, juga melalui droplet (percikan air liur) yang mirip dengan cara penularan Covid-19. “Dapat juga tertular melalui kontak tidak langsung seperti menggunakan atau bersentuhan dengan barang yang terkontaminasi virus,” terangnya.

Bahkan, sebut Johan, virus monkeypox juga dapat menular dari ibu ke janin yang dikandung melalui plasenta.

Gejala monkeypox (dok. istimewa)

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar namun lebih ringan, berupa sakit kepala, demam, nyeri otot, lemah, lesu, letih, serta timbul benjolan di leher, ketiak, dan di lipat paha yang terjadi karena pembengkakan kelenjar getah bening. Kondisi itu muncul antara 5-21 hari setelah penderita terpapar virus.

Johan menambahkan, gejala awal ini bisa disertai atau diikuti dengan gejala pada kulit berupa ruam, yang diawali dengan bintik atau bercak merah, kemudian mengalami penonjolan yang disebut papula. Selanjutnya, tonjolan ini berisi cairan jernih seperti lepuh yang berangsur-angsur menjadi keruh karena berisi nanah yang kemudian akan pecah dan menjadi keropeng atau krusta.

Lebih lanjut Johan mengatakan sejak awal gejala timbul hingga gejala pada kulit sembuh dan keropeng hilang, membutuhkan waktu tiga hingga empat minggu. Selama gejala belum sembuh dan masih terdapat keropeng, penderita cacar monyet dapat menularkan virus ke orang lain.

Orang yang memiliki gejala seperti monkeypox harus segera diperiksa di fasilitas kesehatan terdekat untuk memastikan penyakitnya. Diagnosis monkeypox ditentukan melalui penemuan virus dari pemeriksaan sampel. Caranya, sampel diambil dari ruam kulit penderita, lalu dilakukan pemeriksaan PCR untuk menemukan materi genetik virus monkeypox. 

Bila diagnosis monkeypox terkonfirmasi positif maka penderita harus diisolasi, bisa secara mandiri atau di rumah sakit, bergantung pada petunjuk dokter.

Sedangkan pengobatan monkeypox, mencakup tiga aspek. Pertama, mengobati gejala yang  dialami dengan mengonsumsi obat, misalnya minum paracetamol jika demam. Kedua, merawat luka akibat ruam kulit. Jaga luka agar tetap bersih dan hindari dari paparan sinar matahari langsung, supaya cepat sembuh dan tidak berbekas. Ketiga pemberian nutrisi dengan makan makanan bergizi seimbang serta minum dan istirahat yang cukup, disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

Sementara itu, pencegahan monkeypox mirip dengan covid-19. Di antaranya, masyarakat memakai masker untuk mencegah paparan droplet, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan teratur, serta menjaga daya tahan tubuh. (BS)

Advertisement