Berandasehat.id – Pandemi telah menyadarkan bahwa digitalisasi penting, termasuk dalam layanan kesehatan. Adopsi teknologi digital memungkinkan layanan di fasilitas kesehatan menjadi jauh lebih mudah.

Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Lies Dina Liastuti, SpJP(K), MARS, menyampaikan, di masa pandemi, teknologi digital seperti telekonsultasi berguna memudahkan dokter menjangkau pasien-pasien yang berada di luar rumah sakit. Dia mengakui pandemi telah membuka mata dan ‘memaksa’ fasilitas layanan kesehatan penerapan teknologi digital.

“RSCM butuh digitalisasi gara-gara pandemi, dan itu terjadi pada April 2020. Pada saat itu kita kelabakan sekali walaupun ada rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan. Dan waktu kita merujuk pasien yang datang ke RSCM, RS Saroso penuh, RS Persahabatan penuh, jadi kita terpaksa menahan (pasien) di dalam,” ujar Lies dalam temu media di acara pemaparan Philips Future Health Index 2022 di Jakarta, baru-baru ini.

Menahan lebih banyak pasien di rumah sakit memiliki risiko penularan penyakit yang tinggi, khususnya di masa pandemi. “Saat itu banyak sekali masyarakat yang terpapar COVID-19 datang ke rumah sakit hingga berpotensi menularkan penyakit,” ujar Lies.

Ilustrasi telekonsultasi (dok. istimewa)

Diakuinya, hal itu membuat rumah sakit kelabakan untuk menangani kasus tersebut sampai-sampai berpengaruh pada sumber daya manusia. Karena alasan itulah RSCM menggunakan aplikasi layanan telekonsultasi untuk memudahkan masyarakat berinteraksi dengan dokter. “Layanan telekonsultasi juga berguna mengurangi risiko penularan COVID-19 yang lebih tinggi. Apalagi pada saat itu masyarakat susah untuk keluar dari rumah lantaran diterapkannya PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),” tutur Lies.

Dirut RSCM itu menambahkan, dengan aplikasi SiapDok sebagai bagian dari SmartRSCM dapat memudahkan pasien berkonsultasi dengan dokter. Salah satu keunggulan dari layanan ini adalah pasien dapat berkonsultasi dengan video call. “Selain itu, dengan aplikasi SmartRSCM seluruh konsultasi masuk ke rekam medik pasien sehingga dapat terpantau oleh dokter dengan baik dan akuntabel sesuai standar Internasional,” tuturnya.

Dengan memakai video call, maka dokter bisa melihat kondisi pasien dibandingkan hanya tanya jawab saja.

Lies menyampaikan RSCM bakal terus menghadirkan aplikasi layanan kesehatan terintegrasi dan menjangkau masyarakat lebih luas. “Aplikasi yang selama ini kita kembangkan belum terintegrasi. Nah ini bagaimana kita usahakan, gimana caranya ini menjadi satu klik,” ujarnya.

Diakui Lies, ada sejumlah tantangan dalam penerapan digitalisasi di rumah sakit, di antaranya melakukan proteksi terhadap data mengingat data kerahasiaan pasien adalah hal utama. (BS)