Berandasehat.id – Kesulitan yang terjadi di awal kehidupan seorang wanita kemungkinan akan terus ‘memakan korban’ secara fisik dan mental bertahun-tahun setelah stresor tersebut dihilangkan.  Sebuah studi baru menunjukkan bahwa riwayat stresor psikososial (pelecehan fisik atau seksual atau ketidakstabilan keuangan) dapat menyebabkan gejala menopause dan kesejahteraan yang lebih buruk hampir 2 dekade kemudian, demikian menurut hasil studi dipublikasikan secara online di Menopause.

Menopause sering disertai dengan sejumlah gejala yang mempengaruhi kualitas hidup wanita, termasuk hot flashes, gangguan tidur, gejala depresi, dan disfungsi seksual. Namun, tidak semua pengalaman menopause wanita sama, ada beberapa wanita mengalami masalah yang jauh lebih parah. 

Ada banyak alasan untuk perbedaan itu. Dalam studi terbaru yang melibatkan hampir 700 wanita ini, para peneliti berusaha menghubungkan riwayat stresor psikososial sejak masa kanak-kanak hingga kehamilan dengan gejala menopause yang lebih buruk.

Penelitian ini secara khusus berfokus pada riwayat stresor seperti yang dilaporkan pada saat kehamilan dan hubungannya dengan kesehatan wanita selama paruh baya 15 hingga 20 tahun kemudian.

Dalam kelompok studi ini, riwayat kekerasan fisik dilaporkan oleh 37,3% peserta yang juga melaporkan gejala menopause yang lebih buruk dan kesehatan umum yang lebih buruk, serta gejala depresi yang lebih besar. Sebanyak 7,7% lainnya melaporkan riwayat pelecehan seksual, yang juga dikaitkan dengan gejala yang lebih buruk selama transisi menopause, serta kesehatan umum yang lebih buruk. 

Ilustrasi lansia (dok. istimewa)

Namun, tidak ada korelasi yang terdokumentasi dengan gejala depresi. Riwayat ketidakstabilan keuangan dikaitkan dengan gejala menopause kesehatan umum yang lebih buruk, dan gejala depresi yang lebih besar. Namun, tidak ada hubungan antara stresor psikososial dan gejala kecemasan umum yang dinilai pada usia paruh baya.

Berdasarkan hasil penelitian, para peneliti menyimpulkan bahwa stresor psikososial dikaitkan dengan gejala menopause yang lebih buruk dan kesejahteraan beberapa dekade setelah laporan awal. 

Hasil ini menyoroti pengaruh jangka panjang dari pengalaman buruk pada kesehatan fisik dan mental wanita dan menekankan pentingnya riwayat stres psikososial masa lalu ketika mempertimbangkan kesehatan wanita di usia paruh baya.

“Studi ini memberikan bukti tambahan untuk mendukung hubungan antara kesulitan di awal kehidupan dengan gejala menopause yang lebih buruk dan kesejahteraan yang lebih buruk pada wanita paruh baya. Studi tambahan diperlukan untuk lebih memahami efek dari paparan kumulatif terhadap stres kronis dan berulang pada kesehatan wanita. di usia paruh baya dan seterusnya,” kata Dr. Stephanie Faubion, Direktur Medis NAMS. dikutip dari laman MedicalXpress. (BS)