Berandasehat.id – Saat hamil, para ibu mungkin perlu bijak dalam minum kopi. Pasalnya, konsumsi kafein selama kehamilan dikaitkan dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dari usia 4 hingga 8 tahun, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan online 31 Oktober di JAMA Network Open.

Jessica L. Gleason, Ph.D., M.P.H., dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Bethesda, Maryland, dan rekan meneliti hubungan kafein kehamilan dan paraxanthine dengan pertumbuhan anak dalam kohort kontemporer dengan konsumsi rendah kafein.

Studi bertajuk Pengaruh Lingkungan pada Hasil Kesehatan Anak kohort Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia Studi Pertumbuhan Janin [ECHO-FGS], dilakukan di 10 lokasi dari 2009 hingga 2013 dan kohort historis dengan konsumsi kafein tinggi (Projek Perinatal Kolaboratif/CPP], dilakukan di 12 lokasi dari tahun 1959 hingga 1965.

Para peneliti menemukan bahwa di ECHO-FGS, sebanyak 788 anak-anak dari wanita di kuartil keempat versus pertama konsentrasi kafein plasma memiliki skor z tinggi yang lebih rendah (β = 0,21), sementara hanya di kuartil ketiga perbedaan skor z berat yang diamati (β = 0,27).

Di CPP, sebanyak 1.622 anak-anak dari perempuan dalam kelompok kuintil kafein tertinggi memiliki skor tinggi z lebih rendah daripada rekan-rekan mereka dari kelompok terendah mulai usia 4 tahun; dengan setiap tahun berturut-turut usia, kesenjangan melebar (β = -0,16 dan -0,37 pada 4 dan 8 tahun, masing-masing). 

Pada usia 5 hingga 8 tahun, sedikit penurunan berat badan terlihat pada anak-anak di kuintil kafein ketiga versus kuintil kafein pertama (β = 0,16 hingga 0,22). Pada kedua kohort, hasilnya konsisten untuk konsentrasi paraxanthine.

“Implikasi klinis dari perbedaan ketinggian ini tidak jelas dan memerlukan penyelidikan di masa depan,” pernyataan para penulis dikutip laman Healthday. (BS)

Advertisement