Berandasehat.id – Diabetes merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi beban kesehatan global. Sejauh ini penyakit kronis itu telah menyerang setidaknya 537 orang di seluruh dunia, dan angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta pada tahun 2045. 

Disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, Eva Susanti, jumlah penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta pada 2021 – menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Jumlah itu diperkirakan akan naik menjadi 28,6 juta pada 2045. 

“Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya gaya hidup kekinian yang sering mengonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih serta kurangnya olahraga, sehingga berisiko terkena diabetes,” ujar Eva dalam temu media yang digelar Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kamis (17/11/2022).

Hal senada disampaikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Rudy Kurniawan. Dia mengatakan kondisi diabetes saat ini sangat mengkhawatirkan, mengingat diabetes merupakan mother of diseases karena menyebabkan munculnya kompilasi berbagai penyakit seperti hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, gagal ginjal, kebutaan serta komplikasi berbagai organ lainnya.

Aneka jenis gula (dok. ist)

“Orang dengan riwayat Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah Puasa (GDP) terganggu atau kelompok pradiabetes perlu lebih memperhatikan diri, termasuk dalam hal ini  asupan makanan dan minuman, agar kondisi mereka tidak berlanjut menjadi diabetes melitus,” terang Rudy.

Dokter spesialis penyakit dalam itu menambahkan, konsumsi gula berlebih sangat berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan diabetes. Namun bukan berarti masyarakat sama sekali tidak boleh mengonsumsi gula. “Tetap boleh mengonsumsi gula dengan batasan yang telah dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI, yaitu tak melebihi batasan 50 gram atau setara 4 sendok makan per hari,” ujar Rudy.

Selain itu, masyarakat khususnya kelompok pradiabetes dan diabetes juga memiliki alternatif pengganti gula berupa pemanis rendah kalori. Hal ini tentunya perlu diimbangi dengan aktivitas fisik yang rutin, dan membatasi konsumsi gula, garam dan lemak dengan memperhatikan label kemasan sebelum makan.

Kesempatan sama, Head of Strategic Marketing Nutrifood, Susana, mengatakan memasuki tahun ke-9  kampanye #BatasiGG, pihaknya mengadakan program edukasi untuk mendukung tema nasional yang diusung pemerintah. Sejak 2013, Nutrifood secara konsisten mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, dan masyarakat melalui kampanye #BatasiGGL serta Baca Label Kemasan.

“Membatasi konsumsi GGL (gula garam lemak) sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI berperan penting sebagai pencegahan risiko pradiabetes dan diabetes. Selain itu, perlu didukung juga dengan menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, istirahat yang cukup dan deteksi dini,” tandas Susana. (BS)

Advertisement