Berandasehat.id – Para peneliti tengah menyelidiki apakah virus COVID dapat mempengaruhi penglihatan dan persepsi mendalam pada orang-orang yang terinfeksi. Studi yang dipimpin bersama oleh Institut Kesehatan Menzies Universitas Griffith dan Pusat Penelitian Konvergen Korea Selatan untuk Infeksi Virus Baru, Institut Penelitian Teknologi Kimia Korea, bermaksud untuk memahami bagaimana SARS-CoV-2 mempengaruhi mata dan apakah itu dapat berfungsi sebagai rute/jalur infeksi virus.
Ditemukan bahwa mata dan saraf trigeminal rentan terhadap virus dan (pada model hewan) SARS-CoV-2 dapat menginfeksi mata melalui saluran pernapasan, melalui otak.
Pemimpin Riset Utama dan penulis utama Prof Suresh Mahalingam mengatakan virus dapat mulai mempengaruhi penglihatan saat peradangan saraf optik, penumpukan cairan yang tidak normal, dan infiltrasi sel kekebalan menyebabkan retina menjadi lebih tebal. “Virus tersebut dapat menginfeksi mata melalui jaringan saraf di bagian belakang mata yang berperan dalam aspek visual mata dan mengirimkan sinyal untuk keperluan visual,” terang Prof Mahalingam.
Dia menambahkan, hasil dari peradangan retina ini adalah penurunan persepsi kedalaman karena penglihatan kabur.

Penglihatan kabur ini tampaknya hanya gejala, bukan degenerasi permanen jaringan mata. Hal itu tampaknya juga hanya mungkin mempengaruhi sejumlah kecil orang.
Mahasiswa PhD Universitas Griffith, Ng Wern Hann mengatakan bahwa sementara banyak penelitian COVID telah difokuskan pada infeksi pernapasan, terutama di daerah paru-paru dan hidung, belum banyak fokus pada mata. “Kami menemukan virus memang dapat menginfeksi mata melalui pendekatan intranasal normal, tetapi juga jika tetesan virus melakukan kontak langsung dengan mata,” katanya.
“Reseptor ACE2 adalah tempat virus menempel untuk menginfeksi sel tertentu dalam jaringan atau organ, dan reseptor ini ditemukan berlimpah di paru, amandel, rongga hidung, ginjal, dan jantung, itulah sebabnya banyak laporan telah dipublikasikan untuk organ-organ itu, tetapi kami menemukan reseptor ACE2 juga ada di mata, sehingga memudahkan infeksi,” imbuhnya.
Temuan yang dipublikasikan di Nature Communications memberikan wawasan baru tentang penyakit COVID-19 dan dapat memfasilitasi pengembangan strategi pengobatan untuk pasien, demikian dilaporkan MedicalXpress. (BS)