Berandasehat.id – Para peneliti telah menemukan alasan lain untuk tidak merokok, dan apabila telah menjadi perokok sebaiknya harus berhenti. Orang yang merokok lebih cenderung melaporkan masalah memori dan penurunan kognitif pada usia paruh baya, demikian menurut sebuah studi dari Ohio State University. Hasil studi juga mencatat bahwa mantan perokok yang telah berhenti menghadapi kemungkinan penurunan kognitif yang lebih kecil.
Penelitian ini cocok dengan temuan penelitian sebelumnya yang menghubungkan merokok dan demensia termasuk penyakit Alzheimer. Namun, studi terbaru ini juga dapat membantu mengibarkan bendera merah di awal kehidupan, kata penulis utama studi Jenna Rajczyk. Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Alzheimer’s Disease.
Peneliti menggunakan penilaian diri satu pertanyaan dan bertanya kepada orang-orang apakah mereka pernah mengalami masalah seperti kehilangan ingatan atau kebingungan. Mereka memeriksa data dari lebih dari 135.000 orang di atas usia 45 tahun untuk membandingkan penurunan kognitif subjektif (SCD) untuk perokok saat ini, orang yang berhenti baru-baru ini, dan orang yang sudah lama berhenti.

“Prevalensi SCD di kalangan perokok dalam penelitian ini hampir 1,9 kali lipat dari bukan perokok,” Neuroscience News melaporkan. Prevalensi di antara mereka yang berhenti kurang dari 10 tahun yang lalu adalah 1,5 kali lipat dari bukan perokok. Mereka yang berhenti lebih dari satu dekade sebelum survei memiliki prevalensi SCD sedikit di atas kelompok yang tidak merokok.”
“SCD adalah ukuran baru dan sederhana yang dapat diterapkan lebih luas,” kata Rajczyk. Namun itu tidak berarti diagnosis. (BS)