Berandasehat.id – Di tengah lonjakan kasus COVID, para dokter di Cina tetap bekerja di garis depan meskipun terinfeksi. Sedangkan tempat tidur dipenuhi lusinan lansia yang berusaha bernapas. Hal ini diklaim sebagai wabah COVID terburuk yang pernah ada di Cina.

Banyak orang Cina bergembira setelah Beijing mengumumkan berakhirnya karantina wajib minggu ini, yang secara efektif menutup tirai selama bertahun-tahun pengendalian virus garis keras yang telah mengisolasi negara terpadat di dunia itu.

Tetapi ketika Cina terbuka lebar, kasus COVID melonjak. Sistem perawatan kesehatan tertekan dan krematorium berjuang untuk menangani masuknya jenazah.

Di Rumah Sakit Nankai di Tianjin, sekitar 140 kilometer (90 mil) barat daya ibu kota Beijing, AFP malporkan  Rabu (28/12/2022) lebih dari dua lusin pasien kebanyakan lanjut usia terbaring di brankar di tempat umum departemen gawat darurat. Sebagian besar disambungkan ke infus, dan beberapa tampaknya mengalami kesulitan bernapas. Sejumlah pasien tampaknya tidak sadar atau tidak sepenuhnya responsif.

“Ya, mereka semua mengidap COVID,” kata seorang dokter kepada AFP. “Masalahnya adalah tidak ada tempat tidur saat ini.”

Komisi Kesehatan Nasional Cina (NHC) pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya tidak akan lagi merilis angka kematian harian resmi akibat COVID.

Tetapi dengan berakhirnya pengujian massal — dan keputusan Cina untuk mengklasifikasi ulang kematian akibat COVID dalam suatu langkah yang menurut para analis akan secara dramatis mengecilkan jumlah kematian — angka tersebut diyakini tidak lagi mencerminkan kenyataan.

Seorang dokter di Tianjin mengatakan ruang gawat daruratnya jauh lebih sibuk dari biasanya karena wabah. Staf medis hampir semua diharapkan untuk terus bekerja meskipun dites positif terkena virus.

Di klinik demam terpisah di rumah sakit, dokter dengan pakaian hazmat merawat sekitar 30 pasien yang sebagian besar berusia lanjut, beberapa di antaranya memegang cetakan CT scan.

Staf rumah sakit mengonfirmasi bahwa mayoritas pasien ruang gawat darurat mengalami komplikasi terkait COVID.

AFP mengatakan pemandangan serupa terlihat di rumah sakit di bagian lain negara itu, termasuk Shanghai dan Chongqing di mana rumah sakit berjuang untuk mengatasi masuknya pasien. (BS)