Berandasehat.id – Stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan, Data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting (tengkes) masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Angka ini masih di atas ambang yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk stunting, yakni 20 persen.
Apabila stunting tidak ditangani dengan baik, hal itu bakal berdampak terhadap daya tahan tubuh anak, yakni mudah infeksi, kesulitan dalam pembelajaran, gangguan tumbuh kembang, hingga pada penyakit tidak menular.sindrom metabolik di masa mendatang.
Menurut dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK., FINEM, Indonesia bebas stunting dapat tercapai apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1000 hari pertama kehidupan anak (1000 HPK, yakni sejak kehamilan ibu hingga anak berusia 2 tahun).
“Nutrisi adekuat diperlukan sejak awal kehamilan, menyusui, pemberian MPASI hingga anak berusia 2 tahun,” terang Marya dalam temu media yang dihelat Kalbe Farma menandai Hari Gizi Nasional 2023, baru-baru ini.
Marya menjelaskan, nutrisi yang adekuat artinya harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein. Apabila pemenuhan energi seseorang cukup tetapi jumlah protein tidak memadai, hal itu akan mengganggu pembentukan sel-sel yang sehat. Demikian pula bila terjadi defisiensi unsur nutrisi lain. Makanan sumber protein dalam hal ini berfungsi menyediakan asam amino bagi tubuh.
Protein dari makanan sehari-hari dapat berasal dari sumber hewani dan nabati. Contoh protein hewani ialah putih telur, ikan, ayam, daging merah, hingga susu. Sedangkan sumber nabati, di antaranya tahu, tempe, maupun kacang-kacangan.

Ilustrasi anak alergi susu sapi (dok. ist)
Marya lebih lanjut mengatakan, semua sumber protein – dari nabati dan hewani – bermanfaat baik bagi tubuh manusia. “Pemenuhan sumber protein ini tetap sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh seseorang agar mencapai kesehatan yang optimal terutama buat anak untuk pertumbuhan dan perkembangan,” tuturnya.
Salah satu alternatif asupan protein adalah susu. Pada kondisi tertentu seseorang tidak dapat mengonsumsi protein hewani, misalnya alergi atau pola makan vegetarian. “Hal ini bukan menjadi kendala, asalkan tubuh masih mendapatkan suplai nutrisi yang baik, termasuk protein,” ujar Marya.
Dokter spesialis gizi klinik ini menyarankan agar anak pada kondisi tersebut mengonsumsi beragam sumber protein nabati agar tetap bisa memenuhi kecukupan gizinya.
Salah satu sumber nabati yang memiliki kualitas protein seperti hewani adalah soya dan olahannya, di antaranya tahu, tempe, tepung soya, dan soy isolate protein. Pada berbagai studi disebutkan bahwa soya dan turunannya merupakan sumber protein yang baik, tinggi serat, dan bebas kolesterol, serta memiliki banyak benefit bagi kesehatan, salah satunya kesehatan jantung.
“Jika anak membutuhkan susu tetapi terdapat kondisi alergi protein susu sapi atau mengalami intoleransi laktosa, maka alternatifnya adalah mengganti dengan susu soya, dan lebih baik lagi jika mengandung soy isolate protein,” ujar Marya seraya menambahkan tetap mengombinasikan sumber protein nabati lainnya atau bersama sumber protein hewani (jika tidak alergi), agar memperoleh variasi asupan protein dan zat gizi lain.
Kesempatan sama, Product Management PT Kalbe Farma Tbk, Apt. Veronika Karina Harijadi, S.Farm mengatakan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak, kini telah tersedia Entrakid. “Susu Entrakid dapat diberikan kepada anak dengan problema makan, seperti pada kondisi pemenuhan gizi yang sulit dipenuhi dari makanan biasa, tahap penyembuhan sakit, anak sulit makan, dan berat badan kurang,” ujarnya.
Entrakid diformulasikan dengan mengikuti prinsip gizi seimbang dengan kandungan 55 persen karbohidrat, 12 persen protein, dan 30 persen lemak untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan dapat dikonsumsi untuk anak usia 1-12 tahun. Selain mengandung mengandung tinggi protein, omega 3, 6, dan DHA untuk perkembangan otak anak, Entrakid juga dilengkapi serat pangan inulin, yang bermanfaat untuk menjaga saluran cerna anak.
Karina menambahkan, bagi anak yang tidak bisa minum susu sapi, juga tersedia Entrasoy. Produk nutrisi tinggi protein ini mengandung 100 persen protein nabati dari soy isolate protein dengan kandungan lemak dan gula yang lebih rendah. “Entrasoy diformulasikan untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak dengan intoleransi laktosa, maupun alergi protein sapi,” terangnya.
Entrasoy mengandung 59,5 persen karbohidrat, 22,5 persen protein, 18 persen lemak serta dilengkapi dengan 8 mineral, dan 12 vitamin yang membantu memenuhi kebutuhan protein harian anak-anak hingga dewasa. “Minuman nutrisi berbasis nabati ini dirancang khusus untuk menjaga kesehatan saluran cerna karena kaya akan serat pangan,” pungkas Karina. (BS)