Berandasehat.id – Raksasa farmasi AS, Pfizer, memperkirakan penurunan pendapatan perusahaan sekitar 30 persen tahun ini karena pemerintah menghabiskan kelebihan persediaan produk terkait virus corona Pfizer dan permintaan konsumen surut di sejumlah pasar.
Pfizer selama dua tahun berturut-turut mengalami lonjakan penjualan ditopang oleh tingginya permintaan produk vaksin dan obat terapeutik untuk COVID-19.
Penjualan vaksin Comirnaty dan Paxlovid terapeutik COVID-19 disebut akan mencapai titik terendah tahun ini sebelum sedikit meningkat pada tahun 2024. Pfizer mengharapkan pendapatan 2023 antara US$67-71 miliar, turun sekitar 30 persen dari level 2022.
Pendapatan Pfizer naik hampir seperempat antara 2021 dan 2022 setelah melonjak hampir dua kali lipat pada periode sebelumnya.
“Pfizer memperkirakan penjualan produk COVID 2024 akan stabil,,” ujar CEO Albert Bourla.
“Kemudian mulai tahun 2025 dan berlanjut pada tahun 2026 dan seterusnya, kami memperkirakan akan melihat peningkatan level vaksinasi COVID-19, dengan asumsi keberhasilan pengembangan dan persetujuan produk kombinasi COVID-flu,” kata Bourla dalam sambutannya dikutip AFP.

Pfizer memproyeksikan bahwa 24 persen populasi AS akan menerima vaksin COVID-19 pada tahun 2023, turun dari level 31 persen pada tahun 2022.
Tetapi Bourla mengatakan kombinasi vaksin COVID/flu dapat membuat level tersebut sejalan dengan tolok ukur suntikan flu saat ini sekitar 50 persen dari semua orang Amerika.
Pfizer mengharapkan peningkatan penjualan terapi COVID-nya di Cina. Perusahaan farmasi AS itu memiliki perjanjian di Cina dengan satu perusahaan untuk mengimpor dan mendistribusikan Paxlovid dan dengan perusahaan Cina lainnya untuk memproduksi obat secara lokal.
“Pfizer hanya mengirimkan puluhan ribu obat ke Cina pada tahun fiskal 2022,” kata Bourla. “Dari Desember hingga Maret kami berharap dapat mengirimkan jutaan untuk memenuhi permintaan lokal.”
Dalam hal pendapatan kuartal keempat secara keseluruhan, Pfizer melaporkan laba sebesar US$5,0 miliar, naik 47 persen dari periode tahun lalu. Pendapatan naik dua persen menjadi US$24,3 miliar.
Pfizer mengatakan juga akan ‘bekerja keras’ pada segmen produk terapeutik bukan COVID, merencanakan 19 produk baru selama periode 18 bulan mendatang. (BS)