Berandasehat.id – Banyak orang dengan depresi hidup dengan rasa sakit kronis atau gejala fisik lainnya, selain gangguan emosional yang sudah diketahui. Memang depresi dapat menyebabkan perubahan nyata pada tubuh, misalnya bisa memperlambat pencernaan yang memicu masalah perut.
Karena gejala ini terjadi dengan banyak kondisi, penderita depresi mungkin tidak pernah mendapatkan pertolongan untuk kondisi yang tengah mereka hadapi. Penderita depresi mungkin tidak menyadari bahwa masalah fisik mereka mungkin disebabkan oleh penyakit mental. Bahkan dokter bisa melewatkan hal semacam ini.
Gejala Fisik Depresi
Depresi tampaknya terkait dengan fungsi jaringan atau jalur sel saraf yang tidak tepat yang menghubungkan area otak yang memproses informasi emosional. Beberapa jaringan ini juga memproses informasi untuk merasakan sakit fisik. Begitu banyak ahli berpikir bahwa depresi dapat membuat penderitanya merasakan sakit secara berbeda dari orang lain. Bahkan, segala jenis nyeri kronis itu bisa menjadi lebih buruk.
Sejumlah sakit fisik akibat depresi di antaranya sakit kepala – ini cukup umum. Jika sudah mengalami sakit kepala migrain, depresi mungkin cukup buruk. Sakit punggung, nyeri otot dan nyeri sendi dan sakit dada merupakan gejala depresi yang perlu diwaspadai.
Depresi dapat menambah ketidaknyamanan. Masalah pencernaan misalnya. Penderita depresi mungkin merasa mual, mengalami diare atau sembelit sepanjang waktu. Kehilangan nafsu makan atau makan berlebih.
Gejala depresi lainnya berupa kelelahan. Tidak peduli seberapa banyak jam tidur, yang diambil, namun tubuh masih merasa lelah atau letih. Bangun dari tempat tidur di pagi hari mungkin tampak sangat sulit, bahkan mustahil.

Mereka yang mengalami depresi mungkin merasakan gangguan tidur. Banyak orang dengan depresi tidak bisa tidur nyenyak lagi. Mereka bangun terlalu pagi atau tidak bisa tidur ketika seharusnya sudah terlelap. Sedangkan, yang lain tidur lebih banyak dari biasanya.
Orang yang depresi mungkin mengalami perubahan nafsu makan atau berat badan. Beberapa orang yang tengah depresi kehilangan nafsu makan dan berat badannya menurun. Sedangkan yang lain mungkin malah mendambakan makanan tertentu, seperti karbohidrat – dalam jumlah lebih banyak.
Bagaimana jika merasakan semua gejala tersebut? Kunjungi dokter dan sampaikan gejala fisik apa pun yang dirasakan: Jangan berasumsi bahwa gejala tersebut akan hilang dengan sendirinya. Cobalah menyimpan buku harian gejala, yang dapat membantu mengidentifikasi polanya.
Terkadang, mengobati depresi — dengan terapi, obat-obatan, atau keduanya — akan menghilangkan gejala fisik. Obat untuk depresi bekerja dengan ‘menyesuaikan’ bahan kimia yang digunakan jaringan sel saraf untuk berkomunikasi, membuatnya bekerja lebih efisien.
Bagi penderita depresi, mungkin akan membutuhkan sesuatu yang lain. Misalnya, dokter akan meresepkan obat anti-kecemasan atau obat tidur untuk insomnia sehingga tubuh bisa rileks dan tidur lebih nyenyak.
Mengingat rasa sakit dan depresi terkadang bisa berjalan bersamaan, meredakan rasa sakit juga bisa menghilangkan depresi itu sendiri. Dokter mungkin akan menyarankan terapi perilaku kognitif – yang dipercaya bisa mengajari cara mengatasi rasa sakit dengan lebih baik, demikian laporan WebMD. (BS)