Berandasehat.id – Berbagai efek jangka panjang ditemukan terjadi setelah infeksi oleh novel coronavirus (COVID-19), dan realitas dari gejala yang menetap ini masih belum diketahui. Faktor-faktor yang tidak diketahui ini terus berkontribusi pada kurangnya pemahaman umum dan kegelisahan sosial.

Sebuah kelompok penelitian yang dipimpin oleh Dr. Waki Imoto dari Sekolah Pascasarjana Kedokteran Universitas Metropolitan Osaka melakukan penelitian di lima rumah sakit Osaka. Survei tersebut melihat efek samping jangka panjang untuk 285 pasien yang didiagnosis atau dirawat di rumah sakit karena COVID-19 pada tahun 2020, yang kerap disebut dengan istilah long COVID.

“Pada awal tahun 2021, kami memulai penelitian tentang efek samping COVID-19 melalui klinik rawat jalan khusus yang merawat orang yang menderita efek samping (COVID). Kami berharap penelitian ini dapat membantu masyarakat memahami efek samping dari COVID-19,” kata Dr. Imoto.

Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden mengalami efek samping jangka panjang, bahkan satu tahun setelah sembuh dari COVID-19 awal. Para peneliti mengungkapkan bahwa efek samping, termasuk kelelahan, kelainan pada rasa dan indra penciuman, rambut rontok, dan gangguan tidur dapat bertahan lama setelah pulih dari COVID-19, terlepas dari tingkat keparahan infeksi awal.

Bahkan orang muda, orang yang divaksinasi, dan orang yang sebelumnya telah terinfeksi — yang cenderung tidak sakit parah — masih dapat mengalami sisa efek samping ini, sehingga semua COVID-19 perlu terus ditangani dengan serius.

Hasil penelitian dipublikasikan secara online di Scientific Reports pada 27 Desember 2022. (BS)

Advertisement