Berandasehat.id – Kedelai merupakan protein nabati kaya gizi yang banyak diandalkan vegetarian untuk mencukupi asupan nutrisi. Bagi yang alergi susu sapi, maka susu kedelai bisa menjadi alternatif yang disukai. Namun, bagi yang memiliki bakat gen endometriosis disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengonsumsi susu kedelai karena disinyalir dapat memicu kondisi itu.

Disampaikan dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fertilitas endokrinologi dan reproduksi di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Luky Satria Syahban Marwali, studi menyebut kedelai dapat memicu ‘bakat’ – dalam hal ini wanita yang memiliki gen endometriosis. “Studi menyebut kandungan fitoestrogen pada kedelai dianggap jadi pemicu tumbuhnya endometriosis yang sudah ada pada tubuh wanita,” terangnya  dalam temu media di Jakarta yang dihelat RS Pondok Indah Group di Jakarta, baru-baru ini.

Fitoestrogen, yakni salah satu fitonutrien atau senyawa kimia alami yang dihasilkan oleh tumbuhan, yang memiliki sifat yang mirip dengan hormon estrogen pada tubuh manusia. “Fitoestrogen itu memiliki rumus kimia yang sama persis seperti estrogen dalam tubuh manusia. Pada penelitian di lab fitoestrogen bisa menghambat endometriosis, namun pada saat diuji ke tikus dan manusia, nggak (menghambat). Saat diuji ke manusia fitoestrogen terutama yang berasal dari susu kedelai ini malah memicu tumbuhnya endometriosis,” terangnya.

Bukan itu saja, Luky menyebut ibu hamil dengan riwayat endometriosis yang doyan minum susu kedelai memiliki risiko melahirkan anak dengan endometriosis lebih tinggi dari yang tidak mengonsumsi susu kedelai sama sekali.

Namun demikian Luky menekankan, soy alias kedelai bukan penyebab endometriosis pada wanita yang tidak memiliki genetik itu.  “Susu kedelai hanya bisa pemicu gen endometriosis yang sudah ada dalam tubuh seseorang tumbuh dan menjadi penyakit bukan penyebab,” tandasnya.

Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki endometriosis hal yang perlu dilakukan adalah melakukan pemeriksaan. Bila perempuan usia produktif merasakan gejala perut kembung, diare, volume darah berlebih saat haid, konstipasi hingga sakit saat berhubungan intim, sebaiknya segera diperiksakan.

“Nyeri haid harus diperiksakan, jangan beranggapan itu hal biasa. Pada sebagian orang nyeri haid akibat endometriosis ini bahkan membuat mereka tidak bisa beraktivitas sama sekali, atau bahkan bolos kerja,” terang Luky.

Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium (jaringan yang melapisi dinding rahim) tumbuh di luar dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih. 

Meski sebagian wanita mengeluhkan rasa sakit yang luar biasa pada sekitar pinggul dan perut bagian bawah, rasa sakit saat berhubungan seks atau setelahnya, serta rasa sakit waktu buang air kecil dan besar, namun endometriosis juga bisa tanpa gejala.

“Jika merasakan nyeri haid, sebaiknya segera ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan, karena endometriosis yang tak ditangani bisa menyulitkan pasangan memiliki anak,” pungkas Luky. (BS)