Berandasehat.id – Ada yang bilang, makin bertambah usia metabolisme tubuh kian melambat. Apa sebenarnya yang jadi biang penyebab? Sejatinya, cepat atau lambatnya metabolisme ditentukan oleh sejumlah faktor. Berikut hal-hal yang mempengaruhi kecepatan proses metabolisme dalam tubuh dikutip dari laman WebMD:
1. Faktor genetik
Metabolisme adalah bagaimana tubuh mengubah makanan menjadi energi. Jika tubuh lambat dalam membakar kalori saat kita beristirahat atau tidur, hal utu mungkin diperoleh dari orang tua, alias ada di dalam gen.
Solusi: Karena tidak dapat mengubah gen, fokuslah pada kebiasaan. Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan metabolisme adalah dengan berolahraga lebih banyak. Cari cara untuk menyelipkan lebih banyak aktivitas harian mulai sekarang.
2. Hormon
Pergeseran hormon dapat mengerem penggunaan energi tubuh. Hal itu bisa membuat tubuh mudah lelah. Beberapa kondisi, seperti tiroid dan diabetes yang kurang aktif atau terlalu aktif, adalah penyakit hormonal yang mempengaruhi metabolisme. Stres juga melepaskan hormon yang dapat memicu perlambatan.
Solusi: Apabila memiliki kondisi medis, ikuti terus perawatan yang disarankan dokter. Jadikan itu sebagai prioritas untuk menghilangkan stres sejak awal.

3. Kurang tidur
Tidur yang baik dapat membantu metabolisme tetap stabil. Ketika sulit memejamkan mata setiap malam hal ini akan menyulitkan tubuh dalam menggunakan energi dengan baik, yang dapat membuat kondisi seperti diabetes dan obesitas lebih mungkin terjadi.
Solusi: Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur. Jika target ini belum tercapai, usahakan mulai sekarang, Temui dokter spesialis tidur jika perlu untuk memperbaikinya.
4. Diet ketat
Saat tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah cukup, metabolisme akan berubah menjadi lambat. Diet berat, terutama saat diimbangi juga dengan berolahraga, hal itu mengajarkan tubuh untuk mengurangi kalori. Nah, hal itu bisa menjadi bumerang, karena tubuh menempel pada kalori itu, sehingga membuatnya lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
Solusi: Meskipun mungkin memakan waktu lebih lama, pertahankan rencana penurunan berat badan sebaiknya lebih realistis, jadi tidak drastis.
5. Asupan garam
Garam laut adalah favorit pecinta kuliner dan koki. Garam ini mudah ditemukan di restoran top dan dapur gourmet. Tapi garam itu kekurangan yodium, yang dibutuhkan tiroid untuk mengatur metabolisme.
Solusi: Hanya sejumput garam meja beryodium dapat memenuhi kebutuhan itu. Atau nikmati makanan yang kaya yodium, seperti udang.
6. Kurang terhidrasi
Tanpa air dalam jumlah cukup, metabolisme bisa terhenti. Bagaimana dengan segelas air dingin dalam jumlah banyak? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa itu membantu tubuh membakar energi dan memicu penurunan berat badan. Pada suhu berapa pun, air juga membantu kita merasa kenyang, sehingga makan cenderung lebih sedikit.
Solusi: Minumlah dalam jumlah cukup, atau konsumsi makan lebih banyak makanan yang secara alami kaya akan air, seperti semangka atau mentimun.
7. Minum kopi tanpa kafein
Ini merupakan pilihan yang baik jika menyukai secangkir sebelum tidur. Tetapi dengan cara ini kita bakal kehilangan sentakan kafein yang membuat motor metabolisme berjalan. Ingatlah bahwa beberapa penelitian menunjukkan kopi dapat mempengaruhi kadar gula darah. Jadi mungkin perlu membatasinya jika menderita diabetes.
Solusi: Jika tidak dapat menangani kafein, ada cara lain untuk membantu metabolisme tubuh seperti yang dipaparkan dalam tulisan ini. Lanjutkan untuk membaca ya.
8. Kurang kalsium
Kalsium dibutuhkan bukan sekadar untuk memperkuat tulang. Mineral ini juga merupakan nutrisi kunci untuk metabolisme yang cepat, di antara hal-hal positif lainnya yang dilakukannya untuk tubuh. Sayangnya banyak orang tidak mengonsumsi kalsium dalam jumlah cukup.
Solusi: Ada banyak pilihan lezat. Kalsium bisa diperoleh dari susu dan produk susu, serta dari makanan yang diperkaya (seperti sereal, jus jeruk, dan susu kedelai atau almond), salmon kaleng, lobak hijau, kangkung, dan tahu.
11. Memangkas karbohidrat
Mengurangi karbohidrat yang tidak sehat dapat membantu dalam mengatur berat badan dan membakar lemak lebih cepat. Tetapi tubuh membutuhkannya untuk membuat insulin. Makan rendah karbohidrat sepanjang waktu akan menghasilkan lebih sedikit hormon kunci ini. Imbasnya, metabolisme dapat terhenti dan tubuh tidak membakar kalori sebanyak dulu.
Solusi: Dapatkan asupan karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian yang kaya nutrisi, seperti ubi jalar dan tepung gandum utuh. Makanan itu akan menjaga metabolisme tetap terkendali dan mencegah keinginan mengidam yang dapat membuat keluar jalur.
12. Kerap begadang
Bekerja shift malam mengacaukan siklus tidur-bangun alami tubuh. Perubahan tersebut dapat menyebabkan metabolisme yang lamban dan masalah lain seperti diabetes dan obesitas.
Solusi: Atur ulang jam tubuh dengan benar. Bila bekerja di malam hari dan tidak dapat berubah, bicarakan dengan dokter tentang cara-cara sehat yang dapat dilakukan.
13. Stres kronis
Ketika berada dalam situasi stres, tubuh akan membuat hormon yang disebut kortisol, yang bertujuan untuk memberi dorongan energi yang cepat. Tetapi jika terjebak di zona stres, tubuh berpikir kita masih perlu berjuang, sehingga terus membuat kortisol. Tingginya kadar hormon ini membuat lebih sulit bagi tubuh untuk menggunakan insulin. Imbasnya, hal itu membuat rem metabolisme dan memicu kenaikan berat badan.
Solusi: Temukan cara untuk menghilangkan stres. Bernapaslah dalam, lakukan sesuatu hal yang disukai atau menekuni hobi.
14. Diet tinggi lemak
Makan banyak makanan berlemak seperti burger berminyak dan makanan bermentega bukanlah ide yang sehat. Hal ini dapat mengubah cara tubuh memecah makanan dan nutrisi. Kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin juga terpengaruh: Hal itu disebut resistensi insulin, dan telah dikaitkan dengan obesitas dan diabetes.
Solusi: Konsumsilah lebih banyak buah dan sayuran, dan minum lebih banyak air. Kacang, paprika, dan kerang juga merupakan pilihan yang baik. (BS)