Berandasehat.id – Sindrom kaki gelisah (RLS) dapat menjadi faktor risiko demensia atau tanda peringatan awal kepikunan pada orang dewasa yang lebih tua, demikian petunjuk penelitian baru. RLS adalah suatu kondisi yang menyebabkan dorongan tak terkendali untuk menggerakkan kaki, biasanya pada sore atau malam hari saat duduk atau berbaring.
Dalam sebuah penelitian besar terhadap orang dewasa yang lebih tua, mereka yang memiliki RLS secara signifikan lebih mungkin mengembangkan demensia selama lebih dari satu dekade dibandingkan kolega/rekan tanpa kondisi tersebut.
RLS dikaitkan dengan kurang tidur, depresi, kecemasan, pola makan yang buruk, dan obesitas – semua faktor risiko demensia yang diketahui. Tetapi hubungan antara RLS dan demensia tidak jelas.
Untuk menyelidiki hal ini, peneliti dari Korea mempelajari sekitar 2.500 orang dewasa dengan RLS dan kelompok kontrol lebih dari 9.900 orang yang cocok tanpa RLS. Semuanya berusia rata-rata 73 tahun. Selama sekitar 10 tahun, total 874 dari mereka mengembangkan demensia, dan mereka dengan RLS secara signifikan lebih mungkin mengembangkan demensia (10% dibanding 6%).
Setelah memperhitungkan faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi risiko demensia, orang dewasa dengan RLS 46% lebih mungkin mengalami demensia dibandingkan orang dewasa tanpa RLS.
RLS dapat mendahului penurunan pemikiran dan ingatan yang mengarah ke demensia dan dapat dilihat sebagai faktor risiko “baru diidentifikasi” atau tanda demensia yang sangat awal, kata Eosu Kim, MD, PhD, dari Yonsei University College of Medicine di Seoul, dan rekannya.

Jika dikonfirmasi dalam penelitian selanjutnya, para peneliti mengatakan pemeriksaan rutin untuk penurunan kognitif pada orang tua yang memiliki RLS dapat membantu deteksi dini dan intervensi bagi mereka yang berisiko terkena demensia.
“Sekarang semakin banyak literatur yang menunjukkan tidur sebagai faktor risiko penurunan kognitif yang dapat dimodifikasi,” kata Thanh Dang-Vu, MD, PhD, dari Concordia University di Montreal, Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian ini dikutip laman WebMD.
Dia mencatat bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa insomnia dan sleep apnea meningkatkan risiko penurunan kognitif dan kemungkinan demensia. Sleep apnea adalah gangguan yang berpotensi serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan dimulai saat tidur.
Studi baru ini menunjukkan bahwa RLS juga harus dianggap sebagai faktor risiko terkait tidur untuk demensia, kata Dang-Vu.
Studi ini diterbitkan awal Maret 2023 di jurnal peer-review Alzheimer’s Research and Therapy. (BS)