Berandasehat.id – Jumlah korban tewas akibat wabah virus Marburg di Equatorial Guinea telah mencapai sembilan orang, berdasarkan laporan kementerian kesehatan negara itu, Kamis (30/3/2023). Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan jumlah korban sebenarnya dua kali lipat.
Wabah virus Marburg yang mengancam nyawa telah menyebar ke luar provinsi Kie-Ntem, di mana ia menyebabkan kematian pertama yang diketahui pada Januari silam dan mencapai Bata, ibu kota ekonomi negara Afrika barat itu.
Kementerian kesehatan menaikkan jumlah kematian yang dikonfirmasi dari tujuh hanya sehari setelah WHO mendesak negara itu untuk melaporkan semua kasus karena kekhawatiran penularan mungkin akan semakin meluas.
Kasus yang dilaporkan berada di tiga provinsi yang terpisah 150 kilometer. “Hal itu menunjukkan penularan virus yang lebih luas”, kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Rabu (29/3/2023) dikutip AFP.
Pada 22 Maret, markas besar regional WHO Afrika mengatakan pihaknya mengetahui kemungkinan 20 kasus lebih lanjut, semuanya telah meninggal dan direktur kesiagaan dan tanggapan organisasi itu, Abdi Mahamud mencatat adanya tanda-tanda penyebaran luas penularan yang membuat WHO khawatir.
“Wabah ini, seperti yang terjadi, lebih besar dan dapat dilihat di lebih banyak provinsi. Lebih dari jumlah kasus, ini adalah tingkat penyebaran geografis,” kata Mahamud.

Virus Marburg menyebabkan demam parah, acapkali disertai pendarahan dan kegagalan organ. Virus Marburg merupakan bagian dari keluarga filovirus yang juga mencakup Ebola, yang telah mendatangkan malapetaka pada beberapa wabah sebelumnya di Afrika.
Mengutip sembilan kematian yang dikonfirmasi laboratorium, kementerian kesehatan mencuit ada 13 kasus positif lagi, dua di antaranya telah dirawat di rumah sakit dan satu lagi telah pulih sementara total 825 kontak telah ditindaklanjuti.
WHO telah memperingatkan potensi epidemi skala besar yang dapat menyebar ke negara tetangga Gabon dan Kamerun.
Tanzania juga mengumumkan minggu lalu lima kematian akibat Marburg, tetapi bersikeras bahwa penyebarannya terkendali setelah mengirim tim tanggap cepat ke wilayah barat laut Kagera yang berbatasan dengan Uganda.
Sumber alami yang diduga dari virus Marburg adalah kelelawar buah Afrika, yang membawa patogen tetapi tidak jatuh sakit karenanya.
Saat ini tidak ada vaksin atau perawatan antivirus, tetapi perawatan potensial, termasuk produk darah, terapi imun dan terapi obat, serta calon vaksin awal sedang dievaluasi. (BS)