Berandasehat.id – Telah lama diketahui bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke. Kini, studi baru dari Swedia menunjukkan bahwa terlalu banyak garam dalam makanan merupakan faktor risiko penting untuk penyumbatan arteri di leher dan jantung, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke bahkan bagi orang yang tidak memiliki tekanan darah tinggi.
Temuan yang telah dipublikasikan secara online di European Heart Journal Open itu meningkatkan kemungkinan bahwa garam dapat menyebabkan kerusakan bahkan sebelum seseorang mengalami tekanan darah tinggi, kata penulis studi Jonas Wuopio, MD, dari Institut Karolinska, Huddinge, dan Pusat Penelitian Klinis di Universitas Uppsala di Swedia.
Wuopio menyampaikan, garam buruk bagi kesehatan jantung karena kaitannya dengan tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi, namun peran garam dalam perkembangan plak di arteri belum diteliti.
“Studi kami adalah studi pertama yang meneliti hubungan antara asupan garam yang tinggi dan pengerasan pembuluh darah di kepala dan leher. Hubungannya linier, artinya setiap peningkatan asupan garam dikaitkan dengan lebih banyak aterosklerosis,” ujar Wuopio dilaporkan laman WebMD.
Studi tersebut melibatkan 10.778 orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun. Tim peneliti mengukur jumlah garam yang ditemukan dalam urin mereka untuk memperkirakan konsumsi garam.
Para peneliti kemudian mengambil gambar arteri jantung untuk memeriksa kalsium dan penyumbatan atau stenosis, dan ultrasonografi untuk mendeteksi penyumbatan di arteri karotis di leher.

Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang mengonsumsi garam, semakin tinggi risiko kalsifikasi di arteri jantung dan leher.
Temuan itu terlihat bahkan setelah para peneliti mengecualikan orang dengan tekanan darah tinggi. “Artinya, bukan hanya pasien dengan tekanan darah tinggi atau penyakit jantung yang perlu memperhatikan asupan garamnya,” kata Wuopio.
Dia memberi tahu pasiennya untuk mengikuti panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kelompok lain untuk membatasi garam sekitar satu sendok teh sehari.
“Sulit memperkirakan berapa banyak garam yang kita makan, jadi saya menyarankan pasien untuk membatasi penggunaan garam meja, atau mengganti garam dengan pengganti garam,” katanya.
Makanan adalah Obat
Semakin rendah tekanan darah maka semakin baik, kata Alon Gitig, MD, asisten profesor dan direktur kardiologi untuk Mount Sinai Doctors di Westchester, NY.
“Semua orang tahu bahwa tekanan darah tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular di masa depan, tetapi yang tidak disadari banyak orang adalah bahwa risiko itu mulai meningkat bahkan di ujung atas dari apa yang dianggap normal,” kata Gitig.
Dia menyarankan, cara yang baik untuk menurunkan tekanan darah adalah melalui diet, olahraga, dan menjaga berat badan yang sehat.
Pendekatan Diet untuk Menghentikan Hipertensi (DASH) – yang menyarankan beberapa porsi buah dan sayuran sehari, dengan sedikit karbohidrat olahan, tepung, dan gula – telah terbukti dalam sebuah penelitian untuk menurunkan tekanan darah secara dramatis, kata Gitig.
“Ada dua alasan untuk itu. Salah satunya karena buah dan sayuran memiliki banyak fitonutrien yang baik untuk arteri kita. Kedua, sebagian besar orang dewasa AS memiliki resistensi insulin, dan resistensi insulin menyebabkan tekanan darah tinggi,” terangnya.
Makan lebih banyak buah dan sayur serta daging tanpa lemak sambil membatasi gula dan tepung akan meningkatkan resistensi insulin. “Lakukanlah, karena kita dapat menurunkan tekanan darah dengan cara itu,” tandas Gitig. (BS)