Berandasehat.id – Virus Covid-19 ternyata belum sepenuhnya pergi dan masih bermutasi. Varian COVID-19 baru yang baru-baru ini mendarat di radar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dapat menyebabkan gejala yang sebelumnya tidak terlihat pada anak-anak.

Sementara varian baru itu, disebut Arcturus – belum masuk daftar pantauan CDC – seorang dokter anak terkemuka di India melihat anak-anak dengan mata gatal atau lengket, seolah-olah mereka menderita konjungtivitis atau mata merah muda, menurut laporan The Times of India.

“Selain mengalami gejala mata gatal, anak-anak mengalami demam tinggi dan batuk,” ujar Vipin Vashishtha, MD, mencuit di Twitter. Dia menambahkan kasus COVID pediatrik (anak) telah meningkat di India untuk pertama kalinya dalam 6 bulan.

Negara ini juga mengalami peningkatan virus lain di antara anak-anak dengan gejala serupa, yang disebut adenovirus. COVID dan adenovirus tidak dapat dibedakan tanpa tes, dan banyak orang tua yang tidak ingin anaknya dites karena swabnya tidak nyaman.

Seorang dokter mengatakan kepada The Times of India bahwa di antara setiap 10 anak dengan gejala mirip COVID, dua atau tiga di antaranya dinyatakan positif pada tes COVID yang dilakukan di rumah.

Ilustrasi anak memakai masker (dok. ist)

BBC melaporkan, pejabat kesehatan di India melakukan latihan simulasi minggu ini untuk memeriksa seberapa siap rumah sakit negara itu karena India melihat adanya kenaikan kasus. 

India berjuang selama lonjakan COVID-19 pada tahun 2021, di mana orang yang sakit terlihat berbaring di trotoar di luar rumah sakit yang kelebihan kapasitas, dan muncul laporan tentang pasar gelap untuk membeli oksigen.

Arcturus (subvarian Omicron XBB.1.16) muncul di kanal berita dua minggu lalu saat mendarat di radar WHO setelah muncul di India. Seorang pejabat WHO menyebutnya perlu diamati dengan seksama. 

The Times of India melaporkan bahwa 234 kasus baru XBB.1.16 termasuk dalam 5.676 infeksi baru terbaru di India, yang berarti subvarian menyumbang 4% dari kasus COVID baru. (BS)

Advertisement