Berandasehat.id – Sementara tingkat infeksi COVID-19 relatif rendah dan menurun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengawasi varian baru Omicron XBB.1.16, yang dikenal sebagai Arcturus. Subvarian itu telah terdaftar sebagai varian yang dipantau WHO sejak 22 Maret 2023.
Para ahli mengatakan varian ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada jenis sebelumnya tetapi tampaknya tidak lebih berbahaya.
“(Subvarian) Ini menyebabkan peningkatan jumlah kasus di beberapa bagian dunia, termasuk India. Kami belum melihat tingkat XBB.1.16 yang tinggi di Amerika Serikat, tetapi mungkin menjadi lebih menonjol dalam beberapa minggu mendatang,” kata Dr. Matthew Binnicker , direktur Laboratorium Virologi Klinis di Mayo Clinic.
Dia menambahkan para ahli melihat gejala baru dengan adanya varian baru tersebut. “Satu fitur baru dari kasus yang disebabkan oleh varian ini adalah tampaknya menyebabkan konjungtivitis, atau mata merah dan gatal, pada pasien muda. Ini bukan sesuatu yang telah kita lihat pada jenis virus sebelumnya,” ujar Dr. Binnicker.
Binnicker mengatakan virus pernapasan, termasuk infeksi COVID-19, influenza, dan RSV telah menurun di AS dalam beberapa pekan terakhir.
“Jumlah kasus infeksi pernapasan mulai menurun saat kita memasuki bulan-bulan musim semi di Belahan Bumi Utara dengan suhu yang lebih hangat dan orang-orang keluar rumah,” kata Dr. Binnicker.

Lebih lanjut Binnicker menguraikan, virus pernapasan, seperti SARS-CoV-2, cenderung menurun pada musim semi dan musim panas. “Dan itulah yang kami lihat di sebagian besar AS saat ini,” terangnya.
SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, terus bermunculan karena virus bermutasi dan menggandakan dirinya sendiri saat menyebar dari orang ke orang, menciptakan varian baru. “Varian baru datang dan pergi. Kami melihat tingkat penularan yang meningkat, tingkat infektivitas yang lebih tinggi dengan varian COVID-19 baru-baru ini, tetapi secara umum, mereka cenderung menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah pada individu, yang merupakan kabar baik,” jelas Dr Binnicker.
Dia menambahkan, hal itu kemungkinan karena kombinasi faktor, termasuk tingkat vaksinasi yang lebih tinggi, tingkat kekebalan yang lebih tinggi dari infeksi sebelumnya, dan patogenisitas yang lebih rendah dari varian baru.
Meskipun tingkat COVID-19 di A.S. relatif rendah, pakar kesehatan menyarankan agar masyarakat tetap waspada dalam menggunakan langkah-langkah pencegahan seperti kerap mencuci tangan, hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit, dan tetap di rumah jika merasa sakit atau memiliki gejala COVID-19, demikian laporan Mayo Clinic News Network. (BS)