Berandasehat.id – Penderita diabetes dengan kadar gula darah tinggi, memiliki peningkatan risiko terjadinya sejumlah masalah kesehatan yang serius. Akibat kadar glukosa darah yang tinggi secara konsisten hal ini dapat menyebabkan beberapa penyakit serius yang mempengaruhi jantung dan pembuluh darah, mata, ginjal, saraf, dan gigi.
Disampaikan Dr. dr. Indra Wijaya, M.Kes., Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACP, dokter spesialis penyakit dalam di Klinik Utama mGanik Care, bila memiliki kadar gula darah tinggi untuk jangka waktu yang panjang, bahkan meningkat tinggi sedikit saja, pembuluh darah akan mulai merusak dan hal ini dapat menyebabkan komplikasi jantung. “Karena tubuh tidak dapat mengolahnya dengan baik, membuat lebih banyak gula yang menempel pada sel darah merah dan menumpuk di darah,” ujarnya.
Penumpukan ini dapat memblokir dan merusak pembuluh yang membawa darah ke dan dari jantung sehingga membuat jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.
Indra menambahkan, penumpukan lemak atau kolesterol yang berlangsung selama 8-15 tahun kemudian menjadi plak pada dinding pembuluh darah koroner menyempit dan menyebabkan terjadinya penyumbatan. Hal itu menyebabkan terjadinya beberapa gejala seperti detak jantung sangat cepat atau lambat, berdebar-debar, nyeri dada di bagian kiri, terasa sesak ketika bernafas, perubahan irama jantung, pusing kemudian pingsan, bahkan berisiko mengalami dampak yang lebih buruk. “Itu karena aliran darah menuju jantung tidak tersalurkan dengan baik,” terangnya.
Dia menjelaskan terdapat beberapa faktor-faktor risiko terhadap diabetesi yang rentan mengalami komplikasi jantung. Pertama, adalah kondisi usia seseorang. “Semakin tingginya usia maka pembuluh darah akan lebih rapuh, kaku, dan elastisitasnya juga berkurang sehingga mudah sekali mengalami serangan dan gangguan jantung,” ujar Indra.

Selanjutnya karena sudah lama mengidap diabetes. Berikutnya, pola hidup yang tidak sehat karena konsumsi makanan-makanan tinggi lemak dan tinggi gula, serta tidak berolahraga. “Juga faktor kegemukan atau berat badan berlebih atau sindrom metabolik,” tuturnya.
Kelima, yaitu komorbid atau penyakit penyerta seperti kolestrol dan darah tinggi yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah sehingga berisiko mengalami komplikasi jantung lebih cepat terjadi. “Bahkan, pasien yang tidak mengidap diabetes atau mengidap diabetes bisa meningkatkan risiko penyakit jantung enam kali lipat,” beber Indra.
Untuk pencegahan kerusakan pada pembuluh darah sehingga meminimalisir risiko penyakit jantung, dr. Indra mengatakan ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. “Mulai dari pemeriksaan dini HbA1c, kolesterol, dan tekanan darah setidaknya setahun sekali adalah bagian dari pemeriksaan yang harus kita lakukan apalagi jika mengidap diabetes,” sarannya.
Selain itu, tetap rutin melakukan pemeriksaan kesehatan diabetes untuk mendapatkan konsultasi secara holistik atau menyeluruh.
Sedangkan untuk mengurangi risiko komplikasi jantung akibat kadar gula darah yang tinggi di dalam tubuh, Indra menyarankan untuk tetap konsisten dalam melakukan pengecekan HbA1c, tekanan darah, dan kolesterol darah, yaitu berhenti untuk merokok. “Merokok akan memperparah aliran darah ke seluruh tubuh, khususnya ke jantung,” ujarnya.
Selanjutnya, ubah pola hidup seperti makan makanan yang sehat dan seimbang untuk melindungi jantung. Ketiga, aktif secara fisik dan melakukan olahraga secara teratur. Keempat, turunkan berat badan jika memiliki bobot badan berlebih.
“Tak kalah penting minumlah obat sesuai resep dokter untuk membantu melindungi jantung dengan mengurangi tekanan darah tinggi atau lemak darah,” pungkas Indra. (BS)